TUBAN, PERHUTANI (29/10/2024) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tuban, di bawah wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kranji, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Panceng, menerima kunjungan siswa-siswi dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Hasaniyah Gresik pada Senin (28/10). Kunjungan ini berlangsung di Lahan Sayur Binaan Perhutani sebagai sarana edukasi lingkungan dan pembelajaran langsung mengenai teknik menanam pohon dengan benar.

Sebanyak 30 siswa, didampingi oleh lima guru, turut serta dalam kegiatan ini sebagai bagian dari implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang menjadi salah satu program unggulan kurikulum sekolah tahun ini.

Rombongan disambut oleh Ketua Paguyuban Perempuan Panceng, Sri Kurniasih, yang juga istri dari Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Panceng, Edi Purwono. Acara dimulai dengan penyampaian materi oleh KRPH terkait pentingnya menjaga lingkungan, melestarikan hutan, dan cara menanam yang tepat. Setelah itu, para siswa diajak melakukan praktik pengolahan hasil panen sayuran di lahan yang terletak di belakang rumah dinas KRPH Panceng.

Kepala Perhutani Tuban, Bayu Nugroho, mengungkapkan harapannya agar jajaran Perhutani selalu terbuka terhadap kegiatan yang bersifat edukasi dan pengenalan lingkungan. “Kami berharap Perhutani dapat menjadi fasilitator dalam menyampaikan manfaat dan pentingnya kelestarian hutan, baik kepada para pelajar maupun masyarakat luas. Hal ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab atas kelestarian hutan dan lingkungan di kalangan generasi muda dan masyarakat,” ujar Bayu.

Reni Nurfiah, salah satu guru pendamping dari MI Al Hasaniyah Gresik, menyampaikan apresiasi atas materi dan pengalaman berharga yang diperoleh selama kegiatan. “Pembekalan materi yang diberikan, mulai dari manfaat hutan, pentingnya kelestarian lingkungan, cara menanam pohon, hingga pengolahan sayuran menjadi makanan sehat, sangat bermanfaat bagi para siswa. Kami berharap siswa semakin peka terhadap lingkungan dan menjauh dari pengaruh negatif game dan media sosial yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari tanggung jawab menjaga alam,” tuturnya.

Kegiatan ini memberikan tambahan wawasan penting bagi siswa dan memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan hidup sejak dini. (Kom-PHT/Tbn/ Yuli)

Editor:Lra
Copyright©2024