PURWODADI, PERHUTANI (28/04/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi, melalui Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Linduk, bersama Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Lebak, mengadakan koordinasi dalam upaya peningkatan keamanan hutan sembari “ngopi bareng” di warung kopi pinggiran hutan Desa Lebak, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan, pada Senin (28/04).

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari patroli bersama yang dilaksanakan mulai pukul 05.30 hingga 09.15 WIB di wilayah hutan BKPH Linduk, KPH Purwodadi. Patroli ini menyisir petak demi petak guna mengantisipasi pencurian dan perusakan hutan. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyuluhan kepada pesanggem atau penggarap di wilayah hutan agar turut menjaga kelestarian hutan, terutama dengan tidak menggunakan Bahan Beracun Berbahaya (B3) seperti herbisida di areal tanaman muda.

Turut serta dalam kegiatan ini Babinsa dari desa lain di wilayah kerja BKPH Linduk, segenap Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH), Mandor Polisi Teritorial (Polter), serta pengurus LMDH, dengan jumlah seluruhnya sebanyak 17 personel. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Asisten Perhutani (Asper) atau Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Linduk sebagai pemangku wilayah.

Administratur KPH Purwodadi melalui Kepala BKPH Linduk, Didik Wahyudi, dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada TNI dan Polri yang dengan semangat mengikuti kegiatan. “Kegiatan patroli gabungan ini bukan semata-mata untuk menangkap pencuri kayu dari hutan, tetapi lebih kepada memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar hutan tentang pentingnya kelestarian hutan dan kontribusi masyarakat melalui sistem agroforestry, termasuk kewajiban pembayaran Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP). Keterlibatan TNI dan Polri merupakan bentuk kebersamaan. Semoga kegiatan ini berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi Perhutani,” harapnya.

Babinsa Lebak, Suyono, menyampaikan rasa senangnya mengikuti kegiatan ini karena dapat bertemu langsung dengan warga desa binaannya di lokasi hutan, terutama di kawasan tanaman muda untuk bercocok tanam dengan sistem tumpangsari, sekaligus berolahraga di lingkungan hutan yang memiliki udara segar. “Kegiatan seperti ini harus sering dilaksanakan. Selain menyehatkan badan, kita juga bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan mendukung program pemerintah di bidang ketahanan pangan,” imbuhnya. (Kom-PHT/Pwd/Sus)

Editor: Tri
Copyright © 2025