TASIKMALAYA, PERHUTANI (16/05/2025) | Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau dan potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya mengikuti kegiatan koordinasi bersama Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah VI Tasikmalaya. Kegiatan dilaksanakan pada Selasa (14/05) bertempat di Kantor Perum Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tasikmalaya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari sinergi lintas sektor dalam memperkuat sistem pencegahan dan pengendalian Karhutla di wilayah kerja hutan negara.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Administratur/KKPH Tasikmalaya yang diwakili oleh Asper/KBKPH Tasikmalaya, Sudrajat Firmansyah, beserta jajaran. Hadir pula Komandan Regu (Danru) Salim dan anggota Polisi Kehutanan Mobil (Polhutmob) KPH Tasikmalaya, serta Kepala CDK Wilayah VI Tasikmalaya, Agung Lukman, beserta jajarannya.
Dalam forum ini dibahas sejumlah agenda strategis, seperti pembinaan Masyarakat Peduli Api (MPA), rencana pembentukan MPA baru, serta persiapan pelaksanaan Apel Siaga Karhutla Tahun 2025.
Asper/KBKPH Tasikmalaya, Sudrajat Firmansyah, mewakili Administratur KPH Tasikmalaya, menyampaikan bahwa pada tahun 2024 telah terbentuk dua MPA di Kecamatan Ciawi, yakni Desa Citamba dan Bugel. Pembentukan ini merupakan bagian dari pemberdayaan masyarakat sekitar hutan dalam pengendalian Karhutla. Ke depan, akan dilaksanakan pelatihan penggunaan alat pengendalian kebakaran (Dalkar) untuk meningkatkan keterampilan dan kesiapsiagaan anggota MPA di lapangan.
“MPA adalah garda terdepan dalam upaya deteksi dini dan pemadaman awal Karhutla. Oleh karena itu, kami mendorong pembinaan yang berkelanjutan, termasuk pelatihan penggunaan alat Dalkar, agar mereka benar-benar siap menghadapi potensi kebakaran,” ujarnya.
Selain pembinaan lanjutan, direncanakan pembentukan MPA baru pada tahun 2026 yang akan difokuskan pada wilayah-wilayah dengan tingkat kerawanan Karhutla yang tinggi. Penetapan lokasi akan didasarkan pada hasil pemetaan dan analisis kawasan prioritas. Langkah ini menjadi penting mengingat meningkatnya tekanan terhadap kawasan hutan akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia.
Kepala CDK Wilayah VI Tasikmalaya, Agung Lukman, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam penanganan Karhutla. “Penanganan Karhutla tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Diperlukan sinergi antara pemerintah, Perhutani, dan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan di lapangan. Apel Siaga Karhutla yang direncanakan pada Juni 2025 menjadi salah satu bentuk kesiapsiagaan kolektif yang harus dipersiapkan secara matang,” ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, akan dilaksanakan rapat teknis lanjutan untuk membahas persiapan Apel Siaga Karhutla, pembinaan MPA, pemetaan ulang daerah rawan, serta pengecekan kesiapan personel dan sarana pendukung. Seluruh kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen bersama dalam menjaga kelestarian hutan, keselamatan masyarakat, dan keberlanjutan fungsi lingkungan di wilayah Tasikmalaya. (Kom-PHT/Tsm/Irbas)
Editor: EM
Copyright © 2025