KENDAL, PERHUTANI (24/05/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kendal turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema Health Tourism bersama sejumlah pemangku kepentingan Kota Semarang. Kegiatan berlangsung di Balai Kelurahan Wonosari pada Jumat (23/05).

FGD ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya bertema Forest Therapy, yang mengusung konsep pemanfaatan kawasan hutan sebagai tempat penyembuhan alami dan relaksasi mental. Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain PMI Kota Semarang, Perhutani KPH Kendal, Dinas Koperasi, Dinas Pariwisata, Pemerintah Desa Wonosari, serta masyarakat sekitar.

Administratur KPH Kendal melalui Kepala Sub Seksi Agroforestry dan Ekowisata, Supriyono, menyampaikan bahwa Perhutani mendukung penuh kegiatan yang bersifat positif, selama tetap mengacu pada peraturan dan ketentuan kehutanan yang berlaku.

“PMI bersama Perhutani KPH Kendal telah berkolaborasi dalam kegiatan Forest Therapy, di mana hutan dimanfaatkan sebagai objek wisata yang menenangkan, menjaga kesehatan mental, dan memungkinkan pengunjung menikmati suara satwa liar serta menghirup udara segar,” ujar Supriyono.

Ia juga menanggapi rencana PMI Kota Semarang yang ingin melibatkan pelaku UMKM lokal dalam pengembangan wisata kesehatan tersebut. Menurutnya, pemberdayaan masyarakat sekitar hutan sangat mungkin dilakukan, namun harus mematuhi aturan kehutanan.

“Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain menjaga kelestarian kawasan hutan, tidak merusak pohon, menjaga kebersihan lokasi sebelum dan sesudah kegiatan, serta tidak mendirikan bangunan permanen seperti warung,” tegasnya.

Konsultan PMI Kota Semarang, Ratnaningdyah Hasna Zahari, menyampaikan apresiasi atas kontribusi seluruh pihak yang hadir. Ia berharap diskusi ini mampu menghasilkan rekomendasi konkret untuk mendukung terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih sebagai bagian dari solusi terhadap perubahan iklim. “Semoga semua pihak dapat terus bersinergi dan berkontribusi positif dalam mendukung rencana ini,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan dari Dinas Koperasi menanyakan berbagai kebutuhan yang diperlukan untuk mendukung terciptanya produk UMKM lokal yang mampu bersaing di pasar, sebagai bagian dari integrasi kegiatan ekonomi dengan program wisata kesehatan ini. (Kom-PHT/Knd/Bkt)

Editor: Tri

Copyright © 2025