KEDIRI, PERHUTANI (02/07/2025) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek dan Tim Ahli Geologi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan pengecekan bersama lokasi rawan longsor sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (2/7), di kawasan hutan Perum Perhutani, tepatnya di petak 13 B1, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kampak.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Kepala Perhutani KPH Kediri Wilayah Selatan Hermawan, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Trenggalek Stevanus Triadi Atmono, Tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM yang dipimpin oleh Yudhi Wahyudi, serta perwakilan Muspika Kampak dan perangkat Desa Bendoagung.

Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stevanus Triadi Atmono, menyatakan bahwa pendampingan dari tim ahli geologi sangat penting untuk memastikan langkah mitigasi yang diambil didasarkan pada kajian ilmiah.

“Kami ingin memastikan bahwa lahan relokasi yang disiapkan benar-benar aman untuk dihuni dalam jangka panjang. Karena itu, masukan dan rekomendasi dari PVMBG sangat kami butuhkan,” ujar Triadi.

Pengecekan ini merupakan bagian dari sinergi antara Pemerintah Kabupaten Trenggalek dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Perhutani, dalam rangka merancang relokasi warga terdampak tanah longsor di Desa Bendoagung. Tujuannya adalah menjamin keamanan dan keberlanjutan tempat tinggal bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.

Sementara itu, Wakil Kepala Perhutani KPH Kediri Wilayah Selatan, Hermawan, menyampaikan bahwa Perhutani mendukung penuh upaya mitigasi bencana yang dilakukan di wilayah Kabupaten Trenggalek.

“Dengan kehadiran tim PVMBG dari Kementerian ESDM, kita bisa memperoleh data detail mengenai pola retakan, arah aliran air, dan kontur tanah. Informasi ini penting untuk merumuskan langkah-langkah antisipatif secara tepat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Hermawan menambahkan bahwa Perhutani juga telah melakukan upaya pencegahan melalui penanaman kembali (reboisasi) pada lahan-lahan kritis sebagai langkah untuk memperkuat struktur tanah, meningkatkan daya serap air, dan mencegah erosi yang bisa memicu longsor.

“Kami juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian hutan dan lingkungan, serta mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan reboisasi dan pelestarian alam,” tambahnya.

Dengan adanya kerja sama lintas sektor antara Perhutani, BPBD, PVMBG, dan berbagai lembaga terkait, diharapkan proses mitigasi dan rencana relokasi bagi warga terdampak dapat berjalan efektif. Keputusan akhir terkait lokasi relokasi akan ditentukan setelah hasil survei lapangan dan evaluasi menyeluruh dari seluruh pihak terkait, pungkas Hermawan. (Kom-PHT/Kdr/Ton)

Editor:Lra
Copyright©2025