PATI, PERHUTANI, (10/07/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati bersama Kepala Desa Gunungsari dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Hutan Lestari melaksanakan kegiatan pengukuran taksasi untuk memprediksi hasil produksi tanaman kopi tahun 2025. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (10/07) di kawasan hutan wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pangonan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Regaloh, Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati.

Pengukuran taksasi bertujuan untuk memperkirakan hasil panen kopi dan menjadi dasar perencanaan pelaksanaan panen raya yang dijadwalkan pada pertengahan bulan ini. Tim taksasi terdiri dari jajaran Pengembangan Bisnis Kantor KPH Pati, didampingi Kepala BKPH Regaloh, Sudihartono, Kepala Desa Gunungsari, Sudadi, dan Ketua LMDH Hutan Lestari, Ngarjono.

Sudihartono mewakili tim dari Perhutani KPH Pati menyampaikan bahwa kegiatan taksasi ini penting sebagai titik awal dalam merencanakan pelaksanaan panen produksi kopi yang dikelola di dalam kawasan hutan. “Dengan proporsi bagi hasil yang telah disepakati, yaitu 30:70—di mana 30% hasil panen kopi menjadi bagian Perhutani—diharapkan realisasi panen tahun ini dapat tercapai secara maksimal,” ungkapnya.

Kepala Desa Gunungsari, Sudadi, menyampaikan terima kasih kepada tim taksasi dari Perhutani KPH Pati. Ia mengungkapkan bahwa kehadiran tanaman kopi di kawasan hutan telah membawa dampak positif bagi kesejahteraan warganya.

“Dengan adanya tanaman kopi di kawasan hutan, masyarakat kami bisa mendapatkan penghasilan di atas rata-rata. Saat ini, harga kopi kering wose mencapai Rp45 ribu per kilogram. Semoga harga kopi terus merangkak naik, sehingga petani hutan semakin sejahtera dari hasil kopi hutan. Karena masyarakat kami sangat bergantung pada hutan wilayah RPH Pangonan,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pihaknya setuju dan mendukung penuh sistem bagi hasil yang telah disepakati bersama antara masyarakat dan Perhutani. (Kom-PHT/Pti/Rsw)

Editor: Tri

Copyright © 2025