JAWAPOS.COM (05/08/2025) | Pemkab Madiun bersiap menghadapi puncak musim kemarau 2025.
Melalui BPBD, sejumlah langkah mitigasi dilakukan, mulai pemetaan wilayah rawan hingga penyiagaan personel dalam dua sif.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Boby Saktia Putra Lubis mengatakan, tim lapangan akan mulai diterjunkan minggu depan.
Fokusnya memantau potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Wilayah yang rawan seperti kekurangan air bersih dan karhutla akan jadi prioritas. Tim segera kami turunkan,” jelasnya, Senin (4/8).
Dua desa yang masuk pantauan ketat adalah Desa Sirapan di Kecamatan Madiun dan Desa Bodag di Kecamatan Kare.
Keduanya selama ini bergantung pada sumber air sungai yang kini mulai dipantau debitnya secara rutin.
“Sampai saat ini belum ada penurunan debit sungai yang signifikan. Namun, pemantauan tetap kami lakukan setiap hari,” tegasnya.
Untuk potensi karhutla, BPBD menggandeng Perhutani dan mengimbau warga tidak melakukan pembakaran di lahan pertanian maupun hutan.
Pemantauan juga dilakukan melalui aplikasi Sipongi milik KLHK.
Aplikasi ini menampilkan data titik panas secara real-time di Command Center BPBD.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, personel BPBD disiagakan dalam dua sif: pagi dan malam.
Upaya lain yakni penyaluran bantuan 30 tandon air dari BPBD Provinsi Jawa Timur ke desa-desa yang terindikasi kekurangan air.
“Itu hasil survei tim kami,” tambah Boby.
Sumber : jawapos.com