PURWODADI, PERHUTANI (08/09/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi melaksanakan patroli gabungan untuk mengantisipasi kebakaran di areal agroforestry tebu seluas 7,2 hektare di petak 87 B-1, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jangglengan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jatipohon, pada Minggu (07/09).
Kegiatan patroli ini melibatkan Kepala RPH Jangglengan, RPH Tegalsumur, RPH Sengker, RPH Sinawah, Pelaksana Harian (Plh.) Kepala RPH Randukuning, serta tenaga kerja dari masyarakat sekitar hutan yang menjadi penggarap lahan tebu. Kolaborasi tersebut merupakan bentuk sinergi antara Perhutani dan Koperasi Produsen Warga Perhutani (KWPHT) dalam menjaga keberlangsungan program agroforestry tebu dengan pola kemitraan.
Administratur KPH Purwodadi melalui Kepala BKPH Jatipohon, Tutut Sugianto, menyampaikan bahwa kegiatan patroli gabungan ini tidak hanya difokuskan pada pencegahan kebakaran hutan, tetapi juga bagian dari pengamanan aset dan pemeliharaan tanaman.
“Kebakaran hutan dan lahan merupakan ancaman serius, apalagi di musim kemarau. Melalui patroli gabungan ini, Perhutani bersama masyarakat penggarap berupaya menjaga keamanan lahan tebu dari risiko kebakaran maupun pencurian. KPH Purwodadi juga berharap tanaman tebu dapat tumbuh optimal sehingga memberikan hasil produksi (protas) yang tinggi. Hal ini sekaligus mendukung program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan berbasis agroforestry,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala RPH Jangglengan, Radik Saputro, menjelaskan bahwa lokasi agroforestry tebu di petak 87 B-1 memiliki potensi produktivitas yang baik sehingga perlu dijaga secara intensif.
“RPH Jangglengan terus melakukan pemantauan lapangan, memastikan tidak ada aktivitas yang berpotensi menimbulkan kebakaran. Selain itu, patroli ini juga menjadi ajang edukasi bagi para penggarap agar lebih disiplin menjaga lingkungan dan mengikuti aturan yang telah disepakati dalam kemitraan,” ungkapnya.
Salah satu warga penggarap, Sutrisno, menyampaikan rasa syukurnya dapat ikut terlibat dalam patroli tersebut. Ia sebagai masyarakat sangat terbantu dengan adanya program kemitraan tebu ini.
“Selain menambah penghasilan, kami juga merasa ikut memiliki tanggung jawab menjaga lahan agar aman dari kebakaran maupun gangguan lain. Dengan ikut patroli, kami bisa langsung tahu cara menjaga tanaman agar hasil panen lebih baik,” tuturnya.
Program agroforestry tebu yang digarap melalui skema kemitraan ini merupakan salah satu strategi Perhutani untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan hutan secara produktif dan berkelanjutan. Dengan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan, selain memberikan nilai ekonomi, juga membangun kesadaran bersama dalam menjaga kelestarian hutan. (Kom-PHT/Pwd/Aris)
Editor: Tri
Copyright © 2025