SURAKARTA, PERHUTANI (31/10/2025) | Di kawasan hutan produksi Petak 7D Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Plumbon, bagian dari wilayah kerja Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta, sekelompok mahasiswa magang dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaksanakan kegiatan langsung di lapangan, Sabtu (25/10). Kegiatan ini menjadi bagian dari praktik manajemen tebangan—yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan pemanenan kayu—yang kini makin penting dalam pengelolaan hutan lestari.

Melalui situs resmi Perhutani dijelaskan bahwa praktik “pra-tebangan” bagi mahasiswa membantu memperluas wawasan tentang hubungan produksi kayu dan kelestarian hutan.  Di Petak 7D RPH Plumbon, lokasi yang terdata dalam laporan produksi sebagai salah satu petak tebangan utama di Baturetno, mahasiswa memperoleh pembelajaran tentang teknik pemetaan petak, ukuran penampang tebangan, hingga mekanisme administrasi produksi.

Administratur KPH Surakarta melalui Kepala BKPH Baturetno, Karna, menyampaikan bahwa keterlibatan mahasiswa UMM ini sangat strategis bagi penguatan sumber daya manusia di bidang kehutanan. Ia menjelaskan bahwa Perhutani menyambut baik kehadiran mahasiswa magang di petak tebangan.

“Kegiatan di Petak 7D memberi kesempatan unik bagi mereka melihat secara langsung siklus pengelolaan hutan produksi—mulai dari persiapan tebangan, pemanenan, hingga proses pelaporan. Kami percaya bahwa transfer ilmu seperti ini sangat penting agar generasi muda memahami bahwa pengelolaan kayu tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga aspek ekologi dan sosial,” ujarnya.

Perwakilan mahasiswa magang UMM, Sukma, menyampaikan pengalaman dan harapannya dari kegiatan lapangan tersebut.

“Sebelumnya kami belajar teori di kampus, sekarang di lapangan ternyata berbeda. Di Petak 7D kami diperkenalkan teknik pengukuran tebangan, identifikasi jenis pohon pokok hingga pengelolaan sisa tebangan. Ini membuka pemahaman kami bahwa hutan produksi harus dikelola secara bertanggung-jawab. Saya berharap ilmu ini bisa saya bawa ke pengabdian masyarakat atau penelitian ke depan,” tuturnya.

Kegiatan magang ini menegaskan bahwa pembelajaran kehutanan tidak cukup hanya di ruang kelas—praktik lapangan di petak tebangan seperti 7D menjadi jembatan penting antara kampus dan industri kehutanan. Ke depan, diharapkan kolaborasi antara Perhutani, universitas, dan masyarakat lokal makin diperkuat sehingga pengelolaan hutan di BKPH Baturetno semakin profesional, berkelanjutan, dan mampu melahirkan SDM yang kompeten di bidang kehutanan. (Kom-PHT/Ska/Mar)

Editor: Tri

Copyright © 2025