PURWODADI, PERHUTANI (07/11/2025) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi melalui Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jatipohon melaksanakan kegiatan penanaman pohon jati seluas 17,0 hektare di petak 131A, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sengker, pada Kamis (06/11).

Kegiatan ini diikuti oleh jajaran petugas BKPH Jatipohon bersama pesanggem Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jati Luhur, yang dengan semangat bergotong royong menanam bibit jati di lahan hutan produksi. Udara pagi yang sejuk dan semangat kebersamaan menciptakan suasana penuh optimisme dalam upaya menghijaukan bumi. Untuk penanaman ini disiapkan bibit sejumlah 10.625 plances terdiri dari jati sebanyak 7.089 plances dan rimba (jambu mete) sebagai tanaman pengisi sebanyak 3.536 plances.

Administratur KPH Purwodadi melalui Kepala BKPH Jatipohon, Tutut Sugianto, menyampaikan bahwa kegiatan penanaman ini merupakan bagian dari program kerja tahunan Perhutani dalam menjaga kelestarian hutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

“Penanaman jati ini tidak sekadar menanam pohon, tetapi juga menanam harapan akan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Melalui kerja sama dengan LMDH, Perhutani ingin membangun hutan yang lestari sekaligus produktif, di mana manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat desa hutan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Kepala RPH Sengker, Susanto, menjelaskan bahwa pada petak 131A ini diterapkan pola tanam tumpangsari, yakni menggabungkan tanaman kehutanan berupa jati dengan tanaman pertanian seperti jagung.

“Melalui pola tumpangsari, pesanggem dapat menanam jagung di sela-sela tanaman jati hingga masa tanaman kehutanan berumur tiga tahun atau masa lepas kontrak. Pola ini memberi manfaat ganda, selain menjaga kesuburan tanah, juga membantu meningkatkan pendapatan pesanggem tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman jati,” terangnya.

Sementara itu, salah satu pesanggem LMDH Jati Luhur, Sumarno, mengungkapkan rasa bangga bisa ikut serta dalam kegiatan ini.

“Kami berterima kasih kepada Perhutani karena diberi kesempatan untuk menanam sekaligus memanfaatkan lahan hutan melalui tumpangsari. Dengan menanam jagung di antara pohon jati, kami bisa tetap bekerja, memperoleh hasil, dan menjaga hutan agar tetap lestari,” ujarnya dengan penuh semangat.

Kegiatan penanaman ini menjadi wujud nyata sinergi antara Perhutani dan masyarakat desa hutan dalam membangun hutan yang tidak hanya hijau secara ekologis, tetapi juga produktif secara ekonomi. Melalui sistem tumpangsari yang berkelanjutan, diharapkan tercipta harmoni antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam, sehingga hutan di wilayah kerja KPH Purwodadi dapat terus memberikan manfaat bagi generasi sekarang dan yang akan datang. (Kom-PHT/Pwd/Aris)

Editor: Tri

Copyright © 2025