RRI.COM (07/11/2025) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi meningkatkan produktivitas lahan tebu melalui pemeliharaan tanaman yang terdampak penyakit Luka Api (Red Rot). Kegiatan ini dilaksanakan di petak 62F Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pekuwon pada lahan Agroforestry Tebu Mandiri seluas 9,3 hektare, Kamis (6/11/2025).

Langkah pemeliharaan dilakukan dengan mengganti tanaman tebu yang mati, membersihkan bagian tanaman yang terinfeksi, serta melakukan pemantauan agar penyebaran penyakit tidak meluas ke area lain. Upaya ini menjadi langkah antisipatif agar produktivitas dan keberhasilan panen tebu pada musim berikutnya tetap terjaga.

Penyakit Luka Api merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman tebu yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum falcatum. Penyakit ini ditandai dengan munculnya warna merah kecoklatan pada batang, bau busuk khas, serta daun yang mengering dari bagian pucuk ke bawah.

Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat menurunkan kadar gula dan hasil panen secara signifikan. Bahkan, menyebabkan kematian tanaman secara massal.

Administratur KPH Purwodadi, Untoro Tri Kurniawan, menegaskan, pemeliharaan tersebut merupakan bagian dari komitmen Perhutani dalam menjaga keberlanjutan program Agroforestry Tebu Mandiri. “Penanganan dini terhadap serangan penyakit Luka Api sangat penting agar produktivitas tebu tetap optimal dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bandung, Purwodadi, Sri Purwanto, juga menambahkan, pemantauan intensif terus dilakukan di lapangan untuk mendeteksi dini gejala penyakit pada tanaman tebu. “Dengan cara ini, kami berharap tingkat keberhasilan tanaman saat panen tetap tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu tenaga kerja lapangan, Slamet mengaku senang dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. “Selain menambah pendapatan, kami juga merasa ikut bertanggung jawab menjaga lahan ini agar tetap produktif,” ungkapnya.

Sumber : rri.com