BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (13/11/2025) | Perhutani Kesatuan pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat bekali kegiatan pengelolaan hutan terkait teknis penyadapan getah pinus kepada Mahasiswa Magang dari Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang  di petak 6e Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Bayu, BKPH Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (Glenmore), Senin (10/11).

Mewakili Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Barat, Asisten Perhutani (Asper) BKPH Rogojampi Adi Raharjo menjelaskan bahwa pemberian materi teknis penyadapan ini merupakan bagian dari upaya Perhutani dalam meningkatkan pemahaman generasi muda mengenai pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Ia menegaskan bahwa getah pinus memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan menjadi salah satu komoditas unggulan Perhutani. “Potensi pasar gondorukem dan terpentin yang terus meningkat mendorong kami untuk memperkuat produksi melalui teknik penyadapan yang tepat dan sesuai standar, sehingga hasilnya optimal dan berkelanjutan,” ujar Adi.

Menurutnya getah pinus merupakan salah satu komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang memiliki potensi ekonomi tinggi. Perhutani sebagai produsen gondorukem terbesar terus mendorong optimalisasi produksi, karena kontribusi getah pinus sangat kompetitif dibandingkan hasil tebangan kayu jati.

“Peluang pasar gondorukem yang terus meningkat mendorong Perhutani untuk memperkuat produksi getah pinus secara berkelanjutan,” tambah Adi.

Perwakilan Mahasiswa Magang Politani Kupang, Yohanis Baitanu, mengapresiasi pembekalan yang diberikan Perhutani. Menurutnya, pengetahuan mengenai penyadapan getah pinus merupakan pengalaman baru yang sangat bermanfaat dan berpotensi diterapkan di daerah asalnya.

“Permintaan getah pinus, baik dalam negeri maupun luar negeri, terus meningkat. Karena itu, metode penyadapan yang sesuai prosedur menjadi kunci untuk meningkatkan produksi secara optimal,” ujar Yohanis. (Kom-PHT/Bwb/Eko)

Editor:Lra
Copyright©2025