PEKALONGAN BARAT, PERHUTANI (28-11-2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat, terus melakukan langkah konkret dalam penanganan hutan di lereng Gunung Slamet bagian barat. Selain memasang papan larangan penggarapan lahan, KPH Pekalongan Barat juga telah mencanangkan dan melaksanakan gerakan penanaman sejak November 2023 untuk merehabilitasi hutan yang rusak.
Baru-baru ini, KPH Pekalongan Barat, menggandeng Pemuda Pancasila, Pemerintah Desa Sigedong, tokoh masyarakat, serta komunitas pecinta alam Bosapala Sawangan dalam kegiatan penyulaman tanaman yang tidak tumbuh baik. Kegiatan berupa pengecekan dan penanaman kembali tanaman yang mati tersebut dilaksanakan di Petak 48 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Guci pada Kamis (27/11).
Administratur KPH Pekalongan Barat melalui Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bumijawa, Taufik, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sinergi berkelanjutan dalam upaya menjaga kelestarian hutan.
“Kami berharap masyarakat dapat bersama-sama menjaga hutan di wilayah lereng Gunung Slamet agar tetap lestari. Kelestarian hutan adalah tanggung jawab bersama. Keterlibatan masyarakat, instansi terkait, dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting dalam menjaga hutan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Perhutani secara konsisten melakukan berbagai langkah antisipasi kerusakan hutan.
“Upaya pencegahan penggarapan lahan bukan hanya dilakukan saat ini, tetapi hampir setiap tahun. Kami aktif melakukan sosialisasi pelarangan garapan kepada masyarakat sekitar hutan, baik melalui pertemuan di rumah tokoh masyarakat, komunikasi sosial dengan penggarap, pemasangan papan larangan garapan, hingga koordinasi lintas instansi, termasuk dengan forum koordinasi pimpinan kecamatan. Patroli gabungan juga kami lakukan untuk mendorong masyarakat beralih dari tanaman sayuran ke tanaman kehutanan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Bosapala Sawangan Sigedong, Akhmad S. Arifin, mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Perhutani.
“Gerakan penanaman dan pemeliharaan hutan telah dilakukan sejak 2023 dan berlanjut hingga saat ini. Puluhan ribu bibit sudah ditanam di hutan wilayah lereng barat Gunung Slamet, dengan menggandeng berbagai pihak. Kami senang Perhutani melibatkan komunitas pecinta alam dalam kegiatan ini. Tidak hanya penanaman, tetapi juga pengawasan dan penjagaan pasca penanaman terus dilakukan,” ungkapnya.
Ia mengajak masyarakat untuk terus menjaga kelestarian hutan.
“Kami berharap semua pihak turut berperan serta dalam menjaga keberadaan hutan yang menjadi penyangga kehidupan,” tambahnya. (Kom-PHT/Pkb/Sgy)
Editor: Tri
Copyright © 2025