NGAWI, PERHUTANI (29/11/2025) | Tinjau proses bisnis manajemen produksi kayu dan pengelolaan agroforestry, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi menerima kunjungan kerja Asisten Deputi Bidang Manajemen Risiko dan Kepatuhan Badan Pengatur BUMN RI, Anindita Eka Wibisono, beserta jajaran, Jumat (28/11).

Kunjungan ini juga dihadiri oleh Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Wawan Triwibowo dan Kepala Divisi Multi Usaha Kehutanan, Errik Alberto, yang turut meninjau langsung proses bisnis Perhutani, mulai dari manajemen produksi kayu hingga pengelolaan Agroforestry Tebu Mandiri (ATM), serta memastikan pengelolaan hutan tetap produktif dan lestari di tengah dinamika kebijakan KHDPK.

Administratur Perhutani KPH Ngawi, Bayu Nugroho, yang menyambut langsung rombongan di lapangan, menegaskan bahwa kunjungan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat kualitas pengelolaan hutan di wilayah Ngawi. “Kami menyambut baik kunjungan ini karena memberikan ruang evaluasi yang konstruktif. Dengan melihat langsung kondisi tegakan, lahan ATM, serta proses produksi kayu, kami memastikan seluruh proses berjalan transparan dan sesuai prinsip tata kelola yang baik,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa KPH Ngawi terus berkomitmen mengoptimalkan potensi hasil hutan kayu maupun non-kayu tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. “Fokus kami adalah menjaga produktivitas hutan sekaligus menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya.

Rombongan kemudian meninjau lokasi budidaya tebu di petak 56L dan 57B, tegakan Jati Plus Perhutani (JPP) tahun tanam 2013 di petak 56F-1 RPH Sidolaju BKPH Kedunggalar, serta lokasi rencana produksi kayu 2026 di petak 23A-1 RPH Ngasem BKPH Sonde. Kunjungan ditutup dengan peninjauan proses pengujian dan pemasaran kayu di TPK Banjarejo.

Asisten Deputi (Asdep) Manajemen Risiko dan Kepatuhan BP BUMN, Anindita Eka Wibisono, mengapresiasi kesiapan Perhutani Ngawi serta menilai bahwa kunjungan ini menjadi dasar evaluasi untuk memastikan manajemen risiko dan kepatuhan berjalan optimal. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan pengelolaan hutan yang produktif dan berkelanjutan.

Sementara Kepala Divisi Regional Jawa Timur, Wawan Triwibowo, menyampaikan bahwa sinergi dengan Kementerian BUMN menjadi kunci penguatan pengelolaan hutan. Sementara itu, Kepala Divisi Multi Usaha Kehutanan, Errik Alberto, menambahkan bahwa program ATM merupakan bagian dari transformasi bisnis Perhutani dalam mengoptimalkan lahan hutan tanpa mengabaikan aspek ekologi. (Kom-PHT/Ngw/Put)

Editor:Lra
Copyright©2025