KEDU UTARA, PERHUTANI (01/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara menjalin koordinasi intensif dengan Pemerintah Desa Pulosaren, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, dalam rangka penguatan keamanan hutan serta penggalian dan pengembangan potensi wilayah melalui kerja sama budidaya tanaman teh dengan sistem bagi hasil. Lokasi kerja sama berada di kawasan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kleseman Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wonosobo. Senin (01/12).
Koordinasi dilaksanakan di Balai Desa Pulosaren dan difokuskan pada upaya pencegahan gangguan keamanan hutan, pemetaan potensi lahan di bawah tegakan, serta sinkronisasi program pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Dalam pertemuan tersebut, seluruh pihak sepakat bahwa keamanan hutan merupakan fondasi utama keberhasilan pengelolaan kawasan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Administratur Perhutani KPH Kedu Utara melalui Kepala BKPH Wonosobo, Yossy Elfirani, menyampaikan bahwa kerja sama lintas pihak merupakan langkah strategis untuk menjaga kelestarian hutan sekaligus memaksimalkan potensi ekonomi yang ada.
Perhutani tidak dapat bekerja sendiri. Sinergi dengan pemerintah desa, LMDH, dan mitra usaha seperti PT Tambi menjadi kunci agar keamanan hutan terjaga dan potensi ekonomi masyarakat meningkat secara berkelanjutan.
Ia menuturkan bahwa pengembangan budidaya teh dipilih karena sesuai dengan karakteristik lahan dan iklim, serta telah menjadi budaya masyarakat setempat. Dengan sistem bagi hasil, diharapkan tercipta keadilan dan kepastian ekonomi bagi seluruh pihak yang terlibat, khususnya petani hutan.
Kepala Desa Pulosaren, Suwadi, menyambut baik koordinasi dan kerja sama yang dibangun Perhutani. Menurutnya, program tersebut sejalan dengan upaya pemerintah desa dalam meningkatkan kesejahteraan warga.
Pemerintah Desa Pulosaren mendukung penuh langkah Perhutani bersama LMDH dan PT Tambi. Selain menjaga hutan tetap lestari, masyarakat juga memperoleh peluang usaha yang jelas dan berkelanjutan.
Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumbing Jaya, Susanto, menegaskan kesiapan pihaknya dalam mengawal pelaksanaan kerja sama di lapangan. Ia berharap seluruh anggota LMDH dapat berperan aktif, baik dalam menjaga keamanan kawasan hutan maupun dalam kegiatan budidaya teh.
Dengan adanya sistem bagi hasil yang adil, masyarakat akan semakin memiliki rasa tanggung jawab terhadap hutan, sehingga pengamanan dapat berjalan lebih efektif.
Selain membahas aspek keamanan dan budidaya, koordinasi juga menekankan pentingnya pendampingan teknis, penguatan kelembagaan LMDH, serta pengawasan bersama agar kerja sama berjalan sesuai aturan yang berlaku. Ke depan, hasil budidaya teh diharapkan tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga mampu memperkuat posisi Wonosobo sebagai salah satu sentra teh di Jawa Tengah.
Melalui sinergi antara Perhutani, Pemerintah Desa Pulosaren, LMDH Sumbing Jaya, dan PT Tambi, pengelolaan hutan berbasis kemitraan diharapkan menjadi contoh kolaborasi yang mampu menghadirkan manfaat ekonomi dan sosial serta menjaga kelestarian lingkungan secara seimbang. (Kom-PHT/Kdu/Nurul)
Editor: Tri
Copyright © 2025