BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (04/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat menegaskan komitmennya dalam upaya mitigasi bencana dengan mengikuti rapat koordinasi yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi yang berlangsung di Kantor Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, pada Kamis (4/12).

Dalam forum tersebut, Perhutani menempatkan peran pengelolaan hutan berkelanjutan sebagai bagian penting dari pencegahan bencana hidrometeorologi, terutama di wilayah hulu yang memiliki kontribusi langsung terhadap kondisi daerah hilir.

Mewakili Administratur KPH Banyuwangi Barat, Asper Rogojampi, Adi Raharjo menegaskan bahwa rapat koordinasi ini menjadi momentum meningkatkan sinergi dalam menjaga kawasan hutan.
“Rakor ini menjadi evaluasi bagi kami dalam menerapkan pengelolaan hutan berkelanjutan (sustainable forest management), dengan tetap memperhatikan aspek ekologi, sosial, dan manfaat ekonomi bagi masyarakat serta perusahaan,” ujarnya.

Adi Raharjo menambahkan bahwa Perhutani siap memperkuat langkah kolaboratif bersama BPBD, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan dalam meminimalkan risiko bencana, khususnya di wilayah hutan produksi dan lindung yang menjadi bagian dari tanggung jawab Perhutani.

Rapat koordinasi dihadiri berbagai unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Sempu dan Songgon, antara lain Kepolisian Sektor (Polsek), Komando Rayon Militer (Koramil), perwakilan sejumlah perkebunan (Bayu Lor, Bayu Kidul, Bumisari), Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Perumahan dan Permukiman (PUCKPP), Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur wilayah Banyuwangi, serta pemerintah desa di Kecamatan Sempu dan Kecamatan Songgon.

Camat Sempu, Mujito, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana, terutama angin puting beliung yang kerap terjadi akibat kondisi geografis wilayah.
“Topografi Kecamatan Sempu membuat wilayah ini relatif aman dari banjir, namun puting beliung menjadi ancaman karena keberadaan kawasan hutan yang berpotensi berdampak pada permukiman,” ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, menegaskan bahwa mitigasi bencana membutuhkan kolaborasi lintas sektor.
“Wilayah Songgon dan Sempu memiliki tegakan yang harus dijaga bersama. Kolaborasi antara pemerintah daerah, provinsi, pusat, serta masyarakat menjadi kunci agar Banyuwangi tetap aman,” jelasnya. (Kom-PHT/Bwb/Eko)

Editor:Lra
Copyright©2025