BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (06/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat memberikan materi teknik perbanyakan vegetatif tanaman dengan sistem Bajos kepada mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang. yang dilaksanakan dipetak 59g Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sidomulyo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kalisetail, pada Jumat (05/12).
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Perhutani memperkenalkan inovasi teknik perbanyakan vegetatif tanaman pinus kepada mahasiswa, sekaligus memastikan transfer pengetahuan mengenai teknologi pembibitan modern yang mendukung keberhasilan program penanaman di kawasan hutan.
Mewakili Administratur KPH Banyuwangi Barat, Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kalisetail, Johan Sandi, menjelaskan bahwa Bajos adalah teknik perbanyakan vegetatif yang dilakukan dengan melukai jaringan floem pada cabang tanaman di bagian meristematik—yaitu jaringan muda yang aktif tumbuh. Luka tersebut akan membentuk kalus, yang kemudian diarahkan untuk berkembang menjadi akar baru.
“Syarat penting untuk membuat bibit Bajos adalah menggunakan pohon induk pinus berusia muda, idealnya berumur tiga tahun. Pada usia tersebut, tingkat keberhasilan hidup bibit hasil Bajos sangat tinggi,” ujar Johan.
Ia menambahkan bahwa Bajos menjadi alternatif teknik perbanyakan pinus yang bertujuan menghasilkan pohon dengan produktivitas getah lebih tinggi, atau dalam istilah Perhutani dikenal sebagai bocor getah.
Salah satu mahasiswi magang Politani Kupang, Noni Yusandra Nope, mengaku mendapatkan wawasan baru dari praktik lapangan tersebut. Menurutnya, teknik Bajos merupakan inovasi yang menjelaskan mengapa Perhutani sukses dalam program penanaman di kawasan hutan.
“Kami berterima kasih kepada Perhutani atas ilmu yang diberikan. Teknik Bajos ini benar-benar baru bagi kami dan sejauh ini hanya ditemukan di Perhutani,” ungkap Noni. (Kom–PHT/Bwb/Eko)
Editor:Lra
Copyright©2025