BANYUWANGI SELATAN, PERHUTANI (09/12/2025) | Perhutani KPH Banyuwangi Selatan menegaskan komitmennya dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove melalui kolaborasi riset bersama Center for International Forestry Research World Agroforestry (CIFOR–ICRAF) dan Untag Banyuwangi. Komitmen tersebut diwujudkan dalam kegiatan wawancara penelitian terkait tata kelola karbon biru dan penguatan kapasitas masyarakat, yang digelar di Kantor Asper BKPH Blambangan Bnyuwangi, pada senin (8/12).

Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Wahyu Dwi Hadmojo, menyampaikan apresiasi atas inisiatif CIFOR–ICRAF dalam mengumpulkan data mengenai tata kelola karbon biru. Ia menegaskan komitmen Perhutani untuk menjaga kelestarian hutan mangrove sebagai ekosistem penting penyangga lingkungan.

“Hutan mangrove memiliki fungsi vital, mulai dari menahan abrasi, mencegah intrusi air laut, meredam gelombang, hingga menjadi habitat biota pesisir. Kami terus berupaya melestarikannya melalui kegiatan penanaman bersama para pihak, dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi menjaga lingkungan,” ujar Wahyu.

Didampingi Asper BKPH Blambangan, Sukwanto, Wahyu menambahkan bahwa pengelolaan hutan harus berjalan seimbang pada tiga aspek: ekologi, ekonomi, dan sosial. Kolaborasi dengan TNI–Polri, Dinas Lingkungan Hidup, Cabang Dinas Kehutanan, Pemerintah Kabupaten, PT BSI, masyarakat, serta lembaga lingkungan seperti CIFOR–ICRAF menjadi kunci keberhasilan pengelolaan hutan lestari.

Sementara itu, Asisten Peneliti CIFOR–ICRAF, Kania Dewi Rahayu, menyampaikan apresiasi kepada Perhutani atas pengelolaan kawasan mangrove seluas 1.960 hektare di wilayah Teluk Pangpang yang merupakan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE).

“Perhutani mampu menjaga kelestarian mangrove sekaligus melibatkan masyarakat melalui kegiatan produktif berbasis hutan. Ini menjadi nilai penting dalam penelitian kami terkait tata kelola karbon biru,” kata Kania.

Kania yang hadir bersama dosen dan mahasiswa Untag Banyuwangi menambahkan, wawancara ini bertujuan menggali informasi tentang kapasitas lokal, tata kelola, serta kondisi sosial ekonomi yang mendukung implementasi pembiayaan karbon biru secara adil dan berkelanjutan.

“Kami memperoleh banyak data positif dari pengelolaan mangrove oleh Perhutani. Ke depan, kunjungan lapangan akan menjadi agenda lanjutan sebagai dukungan terhadap upaya pelestarian ekosistem mangrove yang bernilai ekologis dan sosial ekonomi tinggi,” pungkasnya. (Kom-PHT/Bws/Dik)

Editor:Lra
Copyright©2025