KEDU UTARA, PERHUTANI (12/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, terus memperkuat sinergi multipihak dalam menjaga keamanan hutan sekaligus mengoptimalkan potensi desa sekitar hutan. Bertempat di Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang—kawasan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Srandil, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ambarawa – Perhutani, melaksanakan koordinasi bersama Babinsa Koramil Banyubiru, mahasiswa Universitas Gadjah Mada, serta pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sadewo. Kegiatan ini membahas dampak positif kelembagaan LMDH dalam pengembangan potensi wisata, agro, serta penguatan peran masyarakat desa hutan, terutama di tengah kondisi cuaca hujan dan angin yang menuntut peningkatan kewaspadaan. Rabu (10/12)
Dalam pertemuan tersebut, Perhutani, menegaskan bahwa LMDH, memiliki peran strategis sebagai mitra dalam pengembangan kawasan berbasis pemberdayaan masyarakat. Keberadaan LMDH, dinilai mampu membuka peluang pengembangan wisata alam, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, hingga penguatan agroforestry, sehingga manfaat ekonomi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat tanpa mengurangi kelestarian kawasan.
Administratur KPH Kedu Utara, melalui Kepala BKPH Ambarawa, menyampaikan apresiasi atas keterlibatan seluruh pihak.
“Sinergi antara Perhutani, Babinsa, mahasiswa, dan LMDH merupakan modal penting untuk menjadikan kawasan Sepakung sebagai desa hutan yang maju dan mandiri. Perhutani berkomitmen memperkuat koordinasi ini demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga keamanan hutan,” ujarnya.
Babinsa Banyubiru, Slamet Raharjo, menekankan pentingnya pengawasan terpadu, terutama pada musim hujan dan angin kencang.
“Kami siap mendukung Perhutani, dan LMDH, dalam memastikan aktivitas masyarakat dan wisatawan berjalan aman. Pengembangan potensi harus tetap memperhatikan kondisi medan dan keamanan kawasan,” katanya.
Ketua LMDH Sadewo, Ahmad Nuri, menyampaikan bahwa lembaganya siap menjadi motor penggerak dalam pengembangan potensi wisata dan agro di wilayah tersebut.
“Kami sangat terbantu dengan pendampingan Perhutani, dan masukan dari mahasiswa. LMDH berkomitmen menjaga hutan tetap aman sambil mengoptimalkan potensi yang ada untuk peningkatan ekonomi warga,” ucapnya.
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, M. Satrio Andhito, menambahkan bahwa hasil pemetaan lapangan menunjukkan peluang besar untuk mengembangkan wisata edukasi dan agro.
“Desa Sepakung memiliki karakter unik, sehingga pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat sangat potensial,” jelasnya.
Melalui kegiatan koordinasi ini, Perhutani berharap seluruh pihak terus menjaga komunikasi dan kolaborasi demi terwujudnya pengelolaan hutan yang aman dan produktif. Sinergi ini diharapkan semakin memperkuat peran desa hutan dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
Ke depan, potensi wisata dan agro Desa Sepakung, akan terus dipetakan dan dikembangkan secara bertahap. Perhutani juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keamanan kawasan. Kolaborasi yang berkelanjutan diharapkan menjadi kunci terwujudnya hutan yang lestari sekaligus menyejahterakan. (Kom-PHT/Kdu/Nurul)
Editor: Tri
Copyright © 2025