KEDU UTARA, PERHUTANI (12/12/2025) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara bersama tim Divisi Regional (Divre) Jawa Tengah melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) produksi getah di petak 77B1 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tlogopucang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Candiroto. Kegiatan tersebut berada di wilayah administratif Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jumat (12/12).

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan sebagai bentuk pengawasan rutin perusahaan sekaligus upaya memastikan proses produksi getah berjalan optimal, aman, serta memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat desa hutan.

Kegiatan monev dilakukan dengan meninjau kondisi tegakan pinus, teknik penyadapan, kondisi jalur sadap, hingga kualitas getah yang dihasilkan. Selain itu, dilakukan dialog langsung dengan para penyadap untuk mengetahui kendala di lapangan, kebutuhan sarana produksi, serta efektivitas pola kemitraan yang telah berjalan antara Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Administratur Perhutani KPH Kedu Utara melalui Kepala BKPH Candiroto Joko Supriyanto menyampaikan bahwa kegiatan monev merupakan instrumen penting untuk menjaga produktivitas sektor resin pinus yang menjadi salah satu komoditas unggulan Perhutani.

“Monitoring dan evaluasi ini dilakukan untuk memastikan kegiatan penyadapan berjalan sesuai ketentuan, aman, dan tetap menjaga kelestarian tegakan. Ketika produksi getah meningkat dan kualitasnya baik, manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh penyadap dan masyarakat desa hutan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Perhutani terus melakukan pembinaan kepada masyarakat dan LMDH sebagai mitra kerja agar proses penyadapan dilakukan secara benar dan tidak merusak pohon. Upaya peningkatan produksi juga dilakukan melalui perawatan jalur sadap, pengawasan intensif, serta penyediaan sarana yang dibutuhkan di lapangan.

“Harapannya, hasil monev ini dapat menjadi bahan perbaikan teknis maupun penguatan kemitraan sehingga keberlanjutan hutan tetap terjaga,” tambahnya.

Salah satu penyadap di lapangan, Tirah, mengungkapkan bahwa kegiatan penyadapan getah menjadi sumber penghasilan utama bagi sebagian masyarakat Desa Gesing dan desa-desa sekitar kawasan hutan.

“Kami terbantu dengan adanya pekerjaan sadapan di petak Perhutani. Hasilnya kami andalkan untuk biaya hidup sehari-hari. Petugas Perhutani juga selalu memberikan pendampingan sehingga kami dapat menyampaikan kebutuhan secara langsung. Semakin baik kualitas getah, pendapatan kami ikut meningkat,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua LMDH Rimba Lestari Desa Gesing Sukidi menegaskan bahwa kolaborasi antara LMDH, Perhutani, dan masyarakat penyadap selama ini berjalan dengan baik. Ia menyampaikan bahwa peningkatan produksi getah akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan masyarakat desa hutan.

“LMDH berkomitmen mendukung Perhutani dalam menjaga kelestarian hutan dan memastikan penyadapan berlangsung sesuai prosedur. Ketika produksi meningkat, pendapatan masyarakat juga meningkat. Hal ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus menjaga kawasan hutan,” katanya.

Melalui kegiatan monev tersebut, Perhutani KPH Kedu Utara berharap kualitas dan kuantitas produksi getah pinus di wilayah BKPH Candiroto dapat terus ditingkatkan. Selain memperkuat monitoring lapangan, evaluasi juga menjadi sarana untuk memperbaiki pola kerja, meningkatkan efektivitas kemitraan, serta memastikan sumber daya hutan tetap lestari. Perhutani berkomitmen menjaga sinergi bersama LMDH dan masyarakat agar program pemberdayaan semakin optimal dan memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan desa hutan. (Kom-PHT/Kdu/Nurul)

Editor: Tri
Copyright © 2025