KEDU UTARA, PERHUTANI (30/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara mengintensifkan patroli dan pemantauan wisata pendakian Gunung Sumbing melalui Jalur Garung, Kabupaten Wonosobo, menyusul meningkatnya jumlah pendaki pada musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Lonjakan pendaki tersebut dipicu fenomena fear of missing out (fomo), di mana wisata alam dan pendakian gunung menjadi tren di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, pada Sabtu (27/12).

Patroli dilakukan secara terpadu bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mugi Lestari serta pengelola basecamp pendakian Gunung Sumbing melalui Jalur Garung. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan keamanan, ketertiban, serta kelestarian kawasan hutan di tengah meningkatnya aktivitas wisata alam.

Administratur KPH Kedu Utara melalui Kepala BKPH Wonosobo Yossy Elfirani menyampaikan bahwa Perhutani berkomitmen menjaga keseimbangan antara pemanfaatan wisata dan kelestarian hutan.

Ia menjelaskan bahwa musim libur Nataru selalu identik dengan peningkatan kunjungan wisata, termasuk pendakian Gunung Sumbing. Fenomena fomo turut mendorong meningkatnya minat pendakian, sehingga patroli dan pemantauan perlu ditingkatkan guna memastikan kegiatan pendakian berjalan aman, tertib, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Menurutnya, patroli difokuskan pada pengecekan administrasi pendaki, kesiapan logistik, kepatuhan terhadap kuota pendakian, serta pengawasan potensi gangguan keamanan dan kerusakan lingkungan. Ia juga menegaskan pentingnya peran seluruh pihak dalam menjaga kawasan hutan.

Ia mengimbau para pendaki agar selalu mematuhi standar operasional prosedur pendakian, menjaga kebersihan, serta tidak melakukan aktivitas yang dapat merusak ekosistem hutan.

Ketua LMDH Mugi Lestari Sumardi menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Perhutani dalam melakukan patroli terpadu. Ia menyampaikan bahwa LMDH sebagai mitra Perhutani siap bersinergi dalam menjaga keamanan dan kelestarian jalur pendakian Gunung Sumbing melalui Jalur Garung. Menurutnya, lonjakan pendaki memang membawa dampak ekonomi, namun harus diimbangi dengan kesadaran menjaga kelestarian hutan.

Sementara itu, pengelola basecamp pendakian Gunung Sumbing melalui Jalur Garung Imtihani menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya antisipasi untuk menghadapi lonjakan pendaki. Upaya tersebut antara lain memperketat proses registrasi, membatasi kuota pendakian sesuai ketentuan, serta melakukan pengecekan perlengkapan dan logistik pendaki sebelum melakukan pendakian. Koordinasi dengan Perhutani dan LMDH juga terus dilakukan agar pendakian berjalan aman dan nyaman.

Melalui patroli dan pemantauan intensif ini, Perhutani berharap kegiatan wisata pendakian Gunung Sumbing melalui Jalur Garung selama musim libur Nataru dapat berjalan lancar, memberikan pengalaman positif bagi pendaki, serta tetap menjaga kelestarian kawasan hutan sebagai aset bersama untuk generasi mendatang. (Kom-PHT/Kdu/Nurul)

Editor: Tri
Copyright © 2025