JAWAPOS.COM (19/07/2021) | Masyarakat Jatim dikenal sangat agamis sekaligus pluralis. Sejarah peradabannya juga panjang. Karena itu, tak heran jika provinsi tersebut memiliki banyak situs bersejarah yang kini jadi destinasi wisata religi. Misalnya, Desa Dayurejo, Pasuruan.

Ya, desa yang terletak di Kecamatan Prigen tersebut menjadi bagian dari sejarah panjang negeri ini. Bahkan, sudah ada di zaman Majapahit. Karena itu, desa tersebut masih begitu kental dengan adat tradisionalnya.

Ragam tradisi warisan nenek moyang masih terjaga. Mulai tradisi sedekah bumi, ancakan, selamatan sumber air, hingga bantengan. Semua masih terjaga dan lestari hingga kini.

Potensi alam desa tersebut juga luar biasa. Berada di dataran tinggi, ada begitu banyak potensi di sana. Mulai pertanian, pekerbunan, hingga peternakan. Wajar, terdapat sumber air yang begitu melimpah. Ditambah dengan letaknya di lereng Gunung Ringgit.

Kekayaan desa tersebut makin lengkap dengan potensi wisata religinya. Semua tersentral di Dusun Talungnongko yang berpenduduk sekitar 560 jiwa. Ada sejumlah destinasi di sana. Di antaranya, makam leluhur Mbah Dipo dan Mbah Kunto yang begitu dihormati.

”Tradisi adat Jawa memang masih begitu kental di desa kami. Salah satu yang masih bertahan dan tetap lestari ada di Dusun Talungnongko,” ungkap Kades Dayurejo Wahono.

Selain itu, di sana terdapat destinasi yang sangat tersohor. Yakni, pertapaan Indrokilo. Letaknya berada di kawasan Perhutani kaki Gunung Ringgit. Dengan ketinggian sekitar 1.400 meter dari permukaan air laut (mdpl).

Pertapaan Indrokilo berada di bawah naungan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim. Sementara itu, pengelolaannya diserahkan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Panji Laras Dusun Talungnongko.

Kawasan pertapaan Indrokilo begitu luas. Ada banyak situs bersejarah di sana. Mulai puluhan arca hingga tatanan batu andesit berbentuk candi yang tersebar di 11 lokasi yang terpisah. Di antaranya, Candi Celeng Srenggi, Dewi Suprobowati, Satrio Panggung atau Aruman, Mbah Warok, dan Candi Laras.

Candi-candi tersebut menjadi jujukan para pengunjung (yang mayoritas berasal dari luar Pasuruan) untuk bermeditasi. ”Pertapaan Indrokilo ini juga dipercaya para pengunjung sebagai tempat lelaku juga ngalap berkah. Paling ramai saat Sela dan Sura berdasar kalender Jawa. Serta malam Jumat Legi untuk tiap pekannya,” ujar Ketua Pokdarwis Panji Laras Dusun Talungnongko Rasid.

Selain deretan candi, di sana terdapat sebuah batu kursi. Disebut begitu karena bentuknya menyerupai kursi yang menghadap matahari terbit. Bahkan, menurut keterangan warga, batu kursi itu sering ditempati Soekarno (Bung Karno), proklamator kemerdekaan sekaligus presiden pertama RI, untuk menimba ilmu serta bermeditasi.

Namun, saat ini, seiring pandemi virus korona yang melanda, destinasi wisata religi tersebut sepi. Jumlah pengunjung turun drastis. ”Saat ini ditutup sementara hingga 20 Juli mendatang. Bersamaan PPKM darurat,” katanya.

Tak hanya menjadi objek wisata religi bagi sebagian masyarakat, situs Pertapaan Indrokilo juga sangat layak menjadi destinasi wisata sejarah. Di sana, para pengunjung seakan-akan diajak untuk merasakan kehidupan di zaman Majapahit, salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah peradaban Nusantara.

Kerajaan yang berpusat di Jatim memang pernah jaya. Berdiri sekitar 1293 hingga 1500 Masehi, kerajaan tersebut memiliki wilayah teritorial yang sangat luas.

Karena itu, tak heran jika begitu banyak peninggalan bersejarah Majapahit di sejumlah wilayah di Jatim, tak terkecuali Pertapaan Indrokilo yang kini menjadi situs bersejarah.

Wicaksono Dwinugroho, salah seorang arkeolog BPCB Jatim, menuturkan bahwa candi-candi di kawasan Pertapaan Indrokilo adalah benda cagar budaya. Termasuk deretan arca di sana.

”Sama dengan candi-candi yang ada di wilayah Pawitra, Gunung Penanggungan. Candi maupun bangunan lain di Indrokilo merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Benda cagar budaya di sana dilindungi,” tukasnya.

Selain bisa menyaksikan situs-situs yang dilindungi tersebut, para pengunjung bisa bernapak tilas. Untuk bisa menuju Pertapaan Indrokilo, mereka harus berjalan kaki atau naik kuda. Melintasi jalan tanah sepanjang 1 kilometer dari perkampungan warga.

Lokasi destinasi tersebut berada di kaki Gunung Ringgit dengan ketinggian 1.400 meter di atas permukaan air laut (dpl). Karena itu, tak heran jika hawanya begitu dingin dan menyegarkan.

– Potensi wisata religi terpusat di Dusun Talungnongko.

– Letaknya di kawasan Perhutani lereng Gunung Ringgit. Dengan ketinggian sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut (dpl).

Sejumlah destinasi yang biasa dikunjungi:

1. Makam Mbah Dipo dan Mbah Kunto

2. Kawasan Pertapaan Indrokilo

– Kawasan Pertapaan Indrokilo berada di bawah naungan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim. Sementara itu, pengelolaannya ditangani Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Panji Laras Dusun Talungnongko.

Sumber : jawapos.com
Tanggal : 19 Juli 2021