SURABAYA—Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memperluas keterlibatan masyarakat dalam pengembangan wanawisata, guna mempertahankan area hutan di wilayah itu yang kini seluas 183.396,3 hektare.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan pengelolaan kehutanan harus dilakukan dengan prinsip keberlanjutan, maka masyarakat sekitar hutan harus dilibatkan agar memperoleh manfaat ekonomi.

Menurutnya, upaya tersebut dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi hutan bagi pengembangan pariwisata berbasis keterlibatan komunitas setempat. Setidaknya tiga objek yang berada di kawasan hutan di Kabupaten Banyuwangi dikembangkan dengan melibatkan masyarakat lokal antara lain Pantai Sukamade, Pantai Plengkung, Kawah Ijen.

Sementara itu, calon investor berpeluang mengembangkan sarana prasarana wisata pantai (disekitar hutan) dengan syarat melibatkan masyarakat sekitar.

“Kami telah menetapkan visi community based tourism dalam pengembangan ekowisata dan wanawisata.

Masyarakat dengan sendirinya ikut merawat dan menyelamatkan hutan manakala memperoleh manfaat secara ekonomi,” ujarnya melalui siaran pers yang di terima Bisnis, Jumat (30/8).

Dalam kaitan itu, Pemkab telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Kehutanan dan Perum Perhutani guna mendukung pengelolaan kawasan konservasi Taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Meru Betiri dan Kawah Ijen di wilayah Kabupaten Banyuwangi sebagai destinasi wisata potensial.

Area hutan di Kabupaten Banyuwangi saat ini disebutkan seluas 183.396,3 hektare atau 31,98% dari luasan wilayah kabupaten di ujung timur Jawa Timur itu.

Produksi kayu hutan di kabupaten tersebut tahun lalu 70.552 m3, naik dibandingkan produksi pada 2011 sebanyak 65.734 m3.

“Selama ini hasil tebangan kayu hutan dari Banyuwangi banyak diangkut ke luar daerah dengan kontribusi Rp460,2 miliar per tahun. Ke depan, hasil hutan harus diolah sendiri oleh masyarakat Banyuwangi agar nilai tambahnya lebih tinggi,” tutur Azwar.

(k22)

Bisnis Indonesia | 31 Agustus 2013 | Hal.11