Malang Pos, Batu – Kemacetan masih menjadi momok bagi Kota Batu untuk meningkatkan perkembangan pariwisata. Kepadatan lalu lintas pada weekend atau hari-hari besar masih menghiasi jalan-jalan utama Kota Batu, meski sejumlah terobosan sudah dilakukan Pemkot maupun Polres Batu.
Satu terobosan dilakukan Dinas Perhubungan dan Informatika Kota Batu melakukan kebijakan dengan membuat one way atau satu jalur, awal tahun 2013. Kebijakan one way diberlakukan untuk arus yang melalui Jalan Dewi Sartika (depan Pasar), Jalan Agus Salim, Jalan Imam Bonjol dan sebagian Jalan Patimura. Kebijakan tersebut dinilai sangat berani dan terbukti mampu membuat arus lalu lintas menjadi lancar.
Kebijakan one way menimbulkan reaksi keras dari warga setempat. Warga di Jalan Patimura, Jalan Dewi Sartika dan Jalan Imam Bonjol melayangkan protes karena dinilai mematikan sektor usaha. Kendaraan yang cenderung menggunakan kecepatan tinggi berpotensi menimbulkan kecelakaan. Dinas Perhubungan dan Informatika akhirnya menganulir kebijakan dan mengembalikan jalur seperti semula.
Selanjutnya, one way diberlakukan pada hari-hari libur besar. Misalnya saja menjelang tahun baru atau hari raya Idul Fitri, one way baru diberlakukan. Tahun 2013 ini, Pemkot Batu sebenarnya sudah mengambil kebijakan lagi untuk mengatasi kemacetan, yakni dengan pembuatan jalur lingkar barat (Jalibar).
Jalur tersebut melintas dari Kelurahan Ngaglik (depan Kusuma Agrowisata), Dresel Oro-oro Ombo dan berakhir di Desa Tlekung Kecamatan Junrejo. Sebagian besar jalur tersebut adalah jalan baru karena sebelumnya merupakan kawasan hutan atau kebun.
Pemkot harus membuat tujuh jembatan pada jalibar dan membabat hutan wilayah perhutani untuk pembuatan Jalibar. Sayangnya, jalur yang dipersiapkan mengatasi kemacetan panjang pada tahun baru belum selesai hingga akhir tahun.
Sukses membuka Jalibar, Pemkot juga melirik jalan baru Batu – Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Pembuatan jalur tersebut adalah pengalihan Batu-Lawang setelah gagal terwujud. Pemkot optimis, pembangunan Batu- Purwosari bisa terlaksana karena sebagian besar melalui kawasan Perhutani.
Perhutani juga sudah memberikan izin penggunaan lahan di wilayah Oro-Oro Ombo untuk pembuatan jalan baru sehingga kawasan yang berada di wilayah Purwosari juga bisa terwujud.
Pembuatan jalan tembus Batu-Purwosari digunakan untuk mengatasi kemacetan dari arah Surabaya atau Probolinggo dan Pasuruan menuju Batu.
Malang Pos | 31 Desember 2013 | Hal. 15