Kompas – Peternak di sejumlah daerah mempunyai kemampuan menjaga produksi dan meningkatkan kapasitas usaha peternakan mereka. Peternak memiliki berbagai cara mempertahankan usaha yang menjadi pemasok sumber protein.

Beberapa kalangan yang ditemui pada pekan lalu dan Senin (24/8) mengatakan, beberapa cara dilakukan guna meningkatkan usaha ternak mereka, seperti menyewa lahan kosong, bergabung dengan koperasi, mengambil kredit murah, dan mengasuransikan ternak.

Provinsi Jawa Timur merupakan produsen susu sapi terbesar dengan produksi sekitar 900 ton susu per hari. Jumlah itu menyumbang porsi terbesar dari total produksi susu nasional yang sebesar 1.500 ton susu per hari.

“Kalau merugi, mungkin sapi di sini sudah dijual semua. Buktinya, jumlah sapi di Desa Bendosari terus banyak dan selalu diremajakan saat produksinya mulai turun. Hasil dari susu sapi di sini merupakan mata pencarian utama, ditambah hasil pertanian,” tutur Kepala Desa Bendosari, Pujon, Kabupaten Malang, Khoirun. Pujon adalah salah satu sentra sapi di Jawa Timur.

Mereka bisa sukses berusaha karena warga setempat bekerja sama dengan Perhutani untuk memanfaatkan lahan kosong guna menanam rumput gajah. Alhasil, peternak sapi Bendosari tidak perlu membeli rumput. Rumput melimpah untuk semua ternak yang ada di desa di lereng Gunung Kawi itu.

“Koperasi juga memfasilitasi survei ternak setiap enam bulan sekali sehingga diketahui jumlah ternak dan kondisi ternak di Desa Bendosari. Misalnya ada ternak mulai kurang produktif, maka akan kelihatan dan disarankan untuk diremajakan,” ungkap Rubiudin, peternak sapi.

Sementara peternak sapi potong di Jawa Tengah menjadikan kredit bunga rendah sebagai insentif pengembangan usaha ternak sapi. Ketua Kelompok Tani Ternak Bangunrejo, Bawen, Kabupaten Semarang, Juwarto mengemukakan, kelompoknya sudah tiga periode mengambil kredit pembibitan melalui kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE). “Saya mengambil kredit Bank Jateng dengan bunga ringan,” ujar Juwarto.

Purwadi, peternak sapi potong di Desa Kalimati, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, mengatakan, dengan kredit Rp 100 juta, peternak membeli 3-5 sapi bibit berbobot 300 kilogram. Melalui pemeliharaan yang benar, dalam 4-5 bulan sapi bibit itu bisa berbobot lebih dari 450 kilogram dan siap potong.

Menurut Kepala Bidang Usaha Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Lucy Mesrawati, KKPE hingga Mei 2015 yang terealisasi penyalurannya mencapai Rp 84 miliar. Jumlah itu baru dari Bank Jateng.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Agus Wariyanto menyebutkan, beberapa peternak mengatakan, program kemudahan kredit ini dalam setahun terakhir sudah ditunjang dengan asuransi sapi.

Peternak sapi di Ungaran Selatan, Kabupaten Semarang, Suyono, mengatakan, program asuransi ternak memberi keuntungan jaminan bagi peternak jika sapinya mati atau hilang. Dengan mengikuti asuransi, apabila peternak memiliki 10 sapi, kemudian 2-3 sapinya mati, asuransi akan mengganti.

Sekretaris Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) Ramdan Sobahi mengatakan, dalam setahun terakhir, 7.100 peternak pemilik 18.000 sapi yang tergabung dalam KPSBU bersemangat memelihara sapi. Salah satu pendorongnya adalah harga susu yang semakin baik dibandingkan setahun lalu. Apabila sebelumnya harga susu Rp 4.400 per liter, kini harganya mencapai Rp 4.600 per liter.

(CHE/DIA/MAS/WHO/TOP)

Sumber : Kompas, hal. 1
Tanggal : 25 Agustus 2015