RADARMALANG.ID (7/8/2017) | Perkembangan pesat di Coban Talun, Dusun Wonorejo, Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, ini tidak terlepas dari peran Samsul Huda. Dialah pembabat alas sebelum wanawisata ini menjadi jujukan masyarakat.
Samsul Huda, koordinator wisata Coban Talun, ini merupakan petugas Perhutani ketika tempat wisata tersebut kali pertama dibuka, yakni sekitar tahun 1990-an. Samsul masih ingat betul, suatu ketika ada rombongan mahasiswa asal Kota Malang yang ingin datang dan berkemah di Coban Talun.
Ketika itu Samsul sering diingatkan oleh warga kalau di tempat tersebut sering ada ular raksasa. Meski sudah diingatkan, para mahasiswa tersebut rupanya tetap nekat. Jadi, mau tidak mau Samsul melakukan pengawalan. ”Hingga nginap di sana dengan berkemah,” katanya mengenang kejadian itu.
Selama beberapa hari bermalam di sana, dia berkeliling di lokasi. Dia mencari ada atau tidaknya ular raksasa yang dimitoskan oleh warga sekitar. ”Ternyata saya tidak menemukan ularnya. Di lokasi tersebut aman-aman saja,” tutur ayah dua anak ini.
Sejak saat itulah, banyak mahasiswa berdatangan ke sana untuk menginap. Mereka diajak oleh teman yang sebelumnya sudah pernah mendirikan tenda di sana.
”Terus saya dipindahtugaskan (sekitar tahun 1992). Setelah itu, saya tidak mengetahui lagi bagaimana perkembangan di sana,” tutur pria kelahiran 31 Maret 1967 ini.
Rupanya, Coban Talun ini memang ditakdirkan berjodoh dengan Samsul. Sebab, pada 2015 lalu, dia kembali ditugaskan di sana. Sejak saat itulah dia secara perlahan-lahan serius mempersiapkan Coban Talun sebagai tempat wisata. ”Rencana saya itu juga didukung pimpinan Perhutani Malang,” jelasnya.
Saat itu, Samsul mulai menambah spot-spot baru sebagai tempat selfie. Misalnya menambah bunga matahari raksasa, rumah Apache, rumah pagupon mini, dan lain-lainnya. ”Banyak disenangi pengunjung karena cocok untuk tempat selfie,” pungkasnya.
Sumber : radarmalang.id
Tanggal 7 Agustus 2017