Selain beras, pemerintah akan mendongkrak produksi jagung dan kedelai. Untuk komoditi jagung, sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Kementerian Pertanian, akan menggenjot tambahan produksi jagung hingga 1,25 juta ton. Ini akan dilakukan melalui program sewa lahan petani seluas 250 ribu hektar.
Dengan kontribusi ini, diharapkan produksi jagung nasional bisa meningkat. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Udhoro Kasih Anggoro, mengungkapkan, 250.000 hektar ini tersebar di Sumatra Barat, Sumatra Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Gorontalo.
Ia menambahkan, seperti program Gerakan Peningkatan Produksi pangan Berbasis Korporasi (GP3K) untuk komoditi beras, pada program sinergi beberapa BUMN bidang pangan seperti Sang Hyang Sri, PT Pusri Holding, Perhutani, dan Inhutani ini juga memberlakukan tiga sistem kerjasama dengan petani untuk mendukung produksi jagung nasional.
Tiga metode ini adalah, pertama sistem sewa lahan. Kedua, sistem bantuan pupuk dan bibit, dan ketiga adalah sistem bayar panen. Sistem kerjasama ini tergantung daerahnya masing-masing. Nantinya, hasil produksi jagung ini akan dibeli oleh pembeli siaga yaitu PT Berdikari yang juga anak usaha BUMN.
Sekretaris Dewan Jagung Nasional, Maxdeyul Sola, mengungkapkan program peningkatan produksi jagung melalui sinergi BUMN ini memang bisa mendongkrak produksi jagung nasional tahun ini. Syaratnya, “Penanaman jagung harus dilakukan segera, di saat masih ada musim hujan,” ujarnya, Jumat (13/5).
Apalagi, setiap tahunnya, siklus produksi jagung dihitung sejak Oktober hingga September tahun berikutnya. Produksi jagung nasional tahun 2011 dihitung mulai dari produksi Oktober tahun 2010 – September 2011. Artinya, agar bisa mengejar musim hujan dan bisa berkontribusi terhadap produksi jagung tahun ini, maka penanaman jagung di lahan yang masuk program GP3K ini paling lambat dilakukan pada Juni nanti, jelas Sola.
Sola menuturkan areal jagung seluas 250.000 hektar ini memiliki potensi produksi sekitar 1,25 juta ton. Dengan catatan, tingkat produktivitas tanaman jagung bisa mencapai 5 ton per ha. “Kalau untuk lahan baru, bisa jadi tingkat produktivitasnya belum optimal,” ungkap Sola.
Sebagai catatan, tahun ini Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan angka ramalan I (Aram I) produksi jagung tahun 2011 ini sebesar 17,93 juta ton. Jumlah ini turun sekitar 438.960 ton atau 2,39 persen ketimbang produksi tahun 2010 lalu. Berdasarkan angka sementara BPS, produksi jagung pada tahun 2010 lalu sebesar 18,36 juta ton.
Dengan penambahan produksi sekitar 1,25 juta ton, artinya tahun ini produksi jagung nasional mencapai 19,18 juta ton. Tapi, pencapaian produksi jagung ini masih lebih rendah dari target produksi jagung tahun ini sebesar 22 juta ton. Tapi, “Setidaknya bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor,” kata Sola.
Sewa Lahan untuk Jagung :
PT Pertani : 100.000 hektar
PT Sang Hyang Sri : 60.000 hektar
PT Inhutani : 40.000 hektar
Perum Perhutani : 50.000 hektar
Sewa Lahan untuk Padi :
PT Pertani : 200.000 hektar
PT Sang Hyang Sri : 200.000 hektar
PT Inhutani : 100.000 hektar
Perum Perhutani : 40.000 hektar
Nama Media : SURABAYA POST
Tanggal : Sabtu, 14 Mei 2011/h. 4
Penulis : ktn
TONE : POSITIVE