BISNISINDONESIA, JAKARTA (1/7/2016) | Kelompok perusahaan BUMN akan segera meluncurkan marketplace yang menghimpun produk-produk perusahaan pelat merah melalui sistem e-commerce.

Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Agung P. Murdanoto mengatakan pengelolaan marketplace tersebut akan dibawahi oleh anak usaha PT RNI, yakni PT Rajawali Nusindo.

“Satu hingga dua bulan ini akan launching. Kami verifikasi dulu semuanya dan akan diuji cobakan di internal. Kami ingin memastikan semua berjalan lancar.” tuturnya seusai acara buka puasa bersama dengan direksi PT RNI. Rabu (29/6) malam.

Menurutnya, dari keseluruhan BUMN yang ada, sekitar 40% perusahaan pelat merah sudah tergabung dalam marketplace yang bernama unvw.pasarproduk. com tersebut. Agung menuturkan marketplace ini juga bertujuan agar sinergi antar-BUMN semakin erat

Dia menambahkan sejauh ini pihaknya menargetkan marketplace tersebut bisa meraup RplO miliar per bulan. Adapun, untuk mengembangkan marketplace tersebut, pihaknya mengalokasikan dana senilai Rp5 miliar.

Berbeda dengan mar-ketplace pada umumnya, Agung menjelaskan mar-ketplace BUMN tersebut tak melulu menjual produk-produk yang sudah umum dijual secara online, seperti tiket kereta, pesawat, dan hotel, tetapi juga menawarkan produk yang notabene belum banyak dipasarkan secara online.

“Bisa lebih dari itu, pembeli bisa membeli kayu Perhutani misalnya.

Semuanya akan tersentuh. Kalau yang sehari-hari kita pakai itu penjualan berskala kecil,” ungkap Agung.

Sementara itu, untuk mendukung penjualan dari sisi logistik PT RNI juga menggandeng perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang tersebut, seperti PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Bandha Ghara Reksa (Persero).

IZIN IMPOR

Di sisi lain, PT RNI juga tengah menantikan izin impor gula dari Kementerian Perdagangan.

Pihaknya sudah menyiapkan dana sekitar Rp700 miliar untuk mengimpor 100.000 ton gula mentah atau mu sugar. PT RNI bersama PT Perkebunan Nusantara (Persero) memang ditugaskan oleh Kementerian BUMN untuk mengimpor mm sugar dengan total volume 381.000 ton.

Sebagai kompensasi impor tersebut, perusahaan pelat merah harus memberikan jaminan rendemen kepada petani. “Sampai hari ini jaminan rendemen belum turun karena kita berencana memberikan jaminan pada petani dari laba penggilingan raw sugar impor. Jaminan rendemen itu ada kalau impor sudah terealisasi,” kata Direktur Utama RNI Didik Prasetyo.

Dengan harga raw sugar global yang cenderung tinggi. Didik menilai sulit bagi perseroan untuk mendulang untung. Bahkan, ada potensi kerugian jika impor dilakukan di saat harga masih terlalu tinggi. Pasalnya. RNI mempunyai batasan harga jual gula pasir yang dipatok dengan kisaran Rpll.500-Rpl2.500 perkg. (AnJhananswui)

Tanggal : 1 Juli 2016
Sumber : Bisnis Indonesia hal – 26