KUMPARAN.COM (12/1/2018) | PT Tirta Investama (Aqua) Pabrik Keboncandi menginisiasi budidaya bunga edelweiss, dengan memanfaatkan ruang kosong di pemukiman warga Dusun Wonomerto, Desa Tosari. Selain Edelweiss, dua jenis tanaman endemik Tengger juga dibudidayakanya, yaitu Mentigi dan Kesek. Program ini berjalan dengan melibatkan Pemerintah Kecamatan Tosari, Warga Desa Tosari, Sekolah Sahabat Mata Air (SSMA), Komunitas Pencinta lingkungan (Bromo Lovers), TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru), Perhutani, Paguyuban Jip Bromo , serta Hotel-hotel di sekitar Bromo dan Yayasan Satu Daun.
Pembentukan model kampung konservasi merupakan upaya konkret pemberdayaan masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan konservasi yang dilakukan secara terintegrasi dengan pengelolaan kawasan konservasi. Seperti diketahui bahwa Edelweiss merupakan tanaman yang dilindungi,.
Di sisi lain, masyarakat Tengger menggunakan bunga tersebut sebagai bagian dari ritual keagamaan yang dilakukan secara berkala. Untuk itulah, Aqua Pabrik Keboncandi bermitra dengan Yayasan Satu Daun serta para pemangku kepentingan, berinisiatif membentuk komunitas lingkungan
“Bala Daun” yang peduli lingkungan ini diharapkan dapat meminimalisir gangguan, memperluas habitat flora & fauna, menambah areal serapan air serta diharapkan tercipta berbagai aktivitas mayarakat untuk menambah pendapatan khususnya di Dusun Wonomerto, Desa Tosari.
Penanaman tanaman endemik Tengger berupa edelweiss, pohon Kesek & Mentigi dengan total 2000 bibit, dilakukan oleh para pemangku kepentingan. Di antaranya yaitu Dinas Lingkungan Hidup, TNBTS, Perhutani, kelompok masyarakat & pecinta alam serta anggota Sekolah Sahabat Mata Air.
“Ini adalah wujud apresiasi dari kegiatan pelestarian sumber daya air bagi seluruh pihak yang terkait, baik dari pemerintah daerah, pelaku dunia usaha, dan dunia pendidikan, serta masyarakat setempat. Sebab penting sekali meningkatkan kesadaran bahwa pengelolaan sumber daya air dan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama,” ujar Harijo Suseno, mewakili Kepala Pabrik Aqua Keboncandi dalam sambutannya,
Sementara itu, Camat Tosari, Taufiqul Ghoni juga menggaris bawahi bahwa kampung wisata konservasi dapat memicu pariswisata yang berwawasan lingkungan. Di mana masyarakat dapat memetik manfaat ekonomi dari kunjungan wisatawan yang diharapkan tidak hanya melihat Bromo, tetapi juga belajar bagaimana budaya lingkungan masyarakat lokal dalam mendukung pengelolaan kawasan konservasi.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa dengan program wisatawan bisa dilibatkan untuk mengembalikan kualitas lingkungan dengan melibatkan semua elemen masyarakat khususnya di DAS Rejoso.
“Selain 2000 bibt yang telah tertanam sejak 2017 lalu, saat ini pembibitan dikembangkan pula di lahan-lahan warga. Nantinya aktifitas penyemaian, penanaman, pemetikan dan ritual keagamaan yang menonjolkan kearifan local akan menjadi nilai tambah. Bala Daun sebagai kelembagaan yang aktif di Dusun Wonomerto ini menjadi pelopor untuk kegiatan yang sama di 6 dusun Desa Tosari,” pungkasnya.
Sumber : kumparan.com
Tanggal : 12 Januari 2018