BANDUNG SELATAN, PERHUTANI (16/03/2020)  |  Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Selatan bersama Bupati Bandung Dadang Naser dan Ketua ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia) Lokal Bandung Selatan Eri Ridwan Latief menggelar Festival Halo Bandung Netherlands Amateur Radio Fair 2020 di bekas Stasiun Radio Malabar Gunung Puntang, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jumat (13/03).

Penjelasan mengenai wisata Gunung Puntang disampaikan oleh Administratur KPH Bandung Selatan, Tedy Sumarto yang mengatakan bahwa di Gunung Puntang pernah berdiri stasiun radio yang dibangun pada masa penjajahan Belanda dan kini sudah diketahui masyarakat menjadi salah satu ikon wisata.

“Selama ini Gunung Puntang dikenal sebagai salah satu lokasi untuk berkemah di kawasan Bandung Selatan dan sering dipadati oleh wisatawan yang mempunyai jiwa petualang. Bila sudah dibangun miniatur Stasiun Radio Malabar, maka diharapkan dapat lebih banyak lagi pengunjung yang datang.” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut Bupati Bandung, Dadang Naser di depan reruntuhan stasiun Radio Malabar melakukan perbincangan jarak jauh melalui radio dengan Jan Willem yang berada di Belanda. Ia menyampaikan kekagumannya akan lokasi dan bangunan bekas stasiun radio tersebut.

“Ini luar biasa, wisata alam dan heritage (warisan sejarah) Bandung-Netherland itu pusatnya di Gunung Puntang. Pemerintah Kabupaten Bandung bersama pihak terkait yaitu Perhutani dan ORARI akan membangun kembali stasiun radio ini dalam bentuk miniatur yang tidak jauh berbeda seperti sebelumnya, karena nantinya diharapkan akan menjadi objek wisata yang bernilai sejarah dalam dunia komunikasi di Kabupaten Bandung. Ini kebetulan berjalan di tahun kedua bekerjasama dengan Perhutani, dimana sejarah dan alam ini bisa terjual potensi wisatanya,” ujarnya.

Sementara itu Ketua ORARI Lokal Bandung Selatan, Eri Ridwan Latief mengatakan bahwa bekas stasiun radio tersebut bisa dijadikan potensi wisata untuk dikembangkan, apalagi dengan rencana akan dibangunnya miniatur oleh Pemkab Bandung.

“Mudah-mudahan bisa langsung peletakan batu pertama untuk pembangunannya. Dengan kerja sama berbagai organisasi dan kelembagaan, diharapkan sudah bisa membangun minimal miniatur Radio Malabar. Orang mengira reruntuhan ini tidak berguna. Kita tidak begitu. Ini akan menjadi potensi wisata baru, bahwa orang tahu di Gunung Puntang-lah komunikasi Indonesia Belanda terjadi,” ujarnya. (Kom-PHT/Bds/Sgy)

 

Editor : Ywn
Copyright©2020