TEMPO.CO, JAKARTA (24/8/2016) | Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara resmi menunjuk Denaldy M. Mauna sebagai Direktur Utama Perum Perhutani menggantikan Mustoha Iskandar. Sekretaris Perusahaan Perhutani John Novarly mengatakan, serah-terima jabatan Denaldy dilakukan pada Rabu, 24 Agustus 2016, di kantor Kementerian BUMN. Denaldy akan memimpin perusahaan pelat merah itu selama 5 tahun ke depan.“Denaldy M. Mauna secara definitif menggantikan Pak Mustoha Iskandar,” katanya kepada Bisnis.com lewat pesan pendek, Rabu, 24 Agustus 2016.

Denaldy bukan orang yang pernah berkarier Perhutani. Pria berlatar belakang profesi hukum itu pernah menjadi Ketua Pusat Mediasi Nasional (PMN). Mustoha sudah tidak lagi memimpin Perhutani terhitung sejak 26 Juli 2016. Pemberhentian itu terjadi karena periode masa jabatannya selaku direksi Perhutani sudah habis.

“Akan ada tugas baru untuk saya,” kata Mustoha lewat pesan pendek. Namun dia enggan mengungkapkan perusahaan mana tempatnya berlabuh kemudian.

Mustoha merupakan insinyur kehutanan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Dia merupakan teman satu angkatan Presiden Joko Widodo di Fakultas Kehutanan UGM. Keduanya sama-sama masuk UGM pada 1980. Namun Jokowi lulus duluan pada 1985 dan diikuti Mustoha setahun kemudian.

Setelah lulus, Mustoha dan Jokowi sama-sama memulai karier di badan usaha milik negara (BUMN) sektor kehutanan. Jokowi masuk PT Kertas Kraft Aceh (Persero), sedangkan Mustofa bergabung dengan Perhutani.

Mustoha memulai kariernya di perusahaan itu dari bawah hingga menggapai kursi dewan direksi pada 2011. Dia mulai menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Sumber Daya Hutan (2011-2014), lalu Direktur Komersial Kayu (2014-2015). Terhitung sejak 17 Oktober 2014, Mustoha menduduki kursi direktur utama hingga berakhir pada 26 Juli 2016.

Tanggal : 24 Agustus 2016
Sumber : Tempo.co.id