SURABAYA, PERHUTANI (02/11/2018) | Direktur Operasi Perum Perhutani, Hari Priyanto mendampingi Anggota DPR RI Komisi IV dan pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangkaian kunjungan kerja di lokasi Penelitian Jati Unggul dan Agroforestry di petak 4k dan 7h Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gendingan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Walikukun, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi, Kamis (1/11).

Hari Priyanto di depan rombongan anggota Komisi IV mengatakan bahwa saat ini ada 80 ribu ha tanah kosong di wilayah Perhutani dan pihaknya optimis bahwa untuk mempercepat tutupan lahan tersebut. Perhutani sudah mengembangkan tanaman jati unggul yang disebut Jati Plus Perhutani (JPP). Daur atau masa tebang JPP ini sangat singkat, umur 15 tahun sudah bisa ditebang. Selain itu produktifitas JPP sangat tinggi per ha sekitar 200 m3, jika dibanding dengan tanaman jati biasa produktifitasnya hanya 80 ribu per ha, itupun masa daurnya 40-60 tahun.

“Perhutani sendiri sudah melakukan penelitian JPP sejak tahun 1997 yang diimplementasikan dilapangan pada tahun 2002 di KPH Ngawi, dan hasilnya sudah dipanen tahun 2015 lalu,” ujarnya.

Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi PKB, Ibnu Multazam memberikan apresiasi kepada Perhutani yang telah banyak berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk beraktifitas dihutan dengan bercocok tanam dengan tanaman palawija. Di lokasi penelitian jati unggul tersebut dia berharap kalau produksi kayu Perhutani melimpah maka harganya tidak terlalu tinggi, dan itu bisa menghidupkan pengrajin pengrajin kecil untuk dapat mengembangkan usahanya sehingga bisa meningkatkan perekonomian nasional. (Kom-PHT/DivreJatim/Mnr)

 
 
Editor : Ywn
Copyright@2018