Radar Madiun, Madiun – Mengajar di sekolah terpencil menjadi pengalaman menarik bagi mereka yang sehari-hari menggeluti pekerjaan bukan sebagai guru. SDN Plumpungrejo 04 Wonoasri, Kabupaten Madiun menjadi jujukan beberapa relawan dari berbagai profesi untuk menularkan ilmunya.
Administratur Perum Perhutani KPH Saradan, Karuniawan, tampak bersemangat berada di ruangan kelas V SDN Plumpungrejo 04. Pria humoris itu memulai menjadi guru dadakan dengan candaan. Puluhan siswa antusias berkomunikasi dengan Karuniawan. ‘’Ayo, siapa yang dapat menjelaskan proses terjadinya hujan, saya kasih hadiah,’’ ujar Iwan –sapaan Karuniawan- kepada siswa saat memulai ‘mengajar’.
Kepada Jawa Pos Radar Madiun, Iwan mengatakan, siswa di pinggiran hutan perlu memahami tentang bagaimana menjaga lingkungan hidup. Di depan siswa barunya itu, kemarin dia mengajarkan banyak peristiwa terkait kesalahan manusia yang menyebabkan rusaknya lingkungan. ‘’Banyaknya illegal logging menimbulkan bencana longsor, banjir dan lainnya,’’ begitu kata Iwan menjelaskan apa yang dia ajarkan kepada siswa kelas V SDN Plumpungrejo 04. Kemarin (11/11) KPH Saradan juga menyerahkan 120 bibit pohon kepada siswa di sekolah itu.
Menurutnya, langkah itu bertujuan mengingatkan pelajar untuk memelihara lingkungan. ‘’Juga sebagai pengingat, harus rajin belajar agar dapat tumbuh menjadi orang yang berguna. Sama seperti pohon, dengan disiram maka tumbuh subur,’’ papar Iwan.
Melalui program kelas inspirasi yang kali pertama diadakan di Madiun oleh Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar itu, Iwan memberi pelajaran kepada siswa tentang kondisi hutan yang baik. Termasuk, larangan menebang pohon di kawasan hutan negara.Sementara itu, di ruan kelas IV, dr Rini Wulandari juga menularkan ilmunya. Dia mengajak siswa praktik menggunakan stetoskop. Mengajar dadakan, Rini juga membawa alat peraga yaitu torso sebagai media pembelajaran untuk mengetahui organ tubuh. ‘’Ini pengalaman pertama saya mengajar. Menyenangkan juga mengajar di sekolah,’’ terangnya.
Usai mengajar, beberapa siswa pun berkumpul di halaman sekolah. Mereka diajak menulis cita-cita di selembar kertas dan ditempelkan ke balon yang sudah disiapkan panitia kelas inspirasi. Selesai menempel, balon itu diterbangkan ke udara. ‘’Ini simbolis, untuk memotivasi siswa bersemangat mewujudkan cita-citanya setinggi langit,’’ jelas dokter yang bertugas di Puskesmas Balerejo, Kabupaten Madiun itu.
Program kelas inspirasi yang diadakan Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar dilaksanakan di lima SDN di Kabupaten Madiun. Setiap sekolah, didatangi 2-5 relawan dari berbagai profesi. Mulai dokter, pegawai bank, Perhutani, presenter televisi, tenaga marketing, PNS non guru, dan lainnya. (mg3/irw)
Sumber : Radar Madiun
Tanggal : 12 Nopember 2013