PURWODADI, PERHUTANI (19/06/2025) | Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional serta optimalisasi pengelolaan kawasan hutan secara produktif dan lestari, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi menggelar rapat koordinasi bersama Pabrik Gula (PG) Trangkil Pati dan sejumlah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) mitra yang tergabung dalam skema agroforestri, yaitu LMDH Subur, LMDH Wana Tirta, LMDH Hutan Lestari, dan LMDH Dokoro Hutan Lestari, pada Rabu (18/06).
Kegiatan yang berlangsung di Kantor Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Karangasem ini membahas rencana kerja sama kemitraan penyediaan bahan baku tebu giling. Kerja sama tersebut dirancang untuk mengelola lahan seluas 63,76 hektare yang terbagi dalam 16 petak, berada di wilayah BKPH Karangasem dan BKPH Tumpuk. Dalam model kemitraan ini, penanaman dan pengelolaan tebu akan dilaksanakan oleh LMDH selaku mitra Perhutani, sementara hasil panennya akan diserap langsung oleh PG Trangkil.
Administratur KPH Purwodadi melalui Kepala Seksi Produksi dan Ekowisata, Kastur, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan sinergi nyata antara sektor kehutanan dan industri pangan berbasis kemasyarakatan.
“Perhutani mendukung penuh penguatan ketahanan pangan melalui skema agroforestri yang ramah lingkungan. Dengan menggandeng LMDH sebagai pelaksana di lapangan dan PG Trangkil sebagai offtaker hasil panen, Perhutani memastikan bahwa hutan tetap lestari, masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi, dan industri memperoleh pasokan bahan baku secara berkelanjutan,” ujar Kastur.
Kerja sama ini menjadi bentuk implementasi tata kelola hutan lestari (Sustainable Forest Management) yang tidak hanya fokus pada pelestarian kawasan, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat dan penyediaan alternatif penghidupan melalui sistem agroforestri tebu yang adaptif dan terencana.
Perwakilan PG Trangkil, Enggaryanto, mengapresiasi sinergi ini dan berharap agar kolaborasi yang dibangun dapat menjadi model kemitraan hulu-hilir yang efisien dan saling menguntungkan.
“Kami menyambut baik inisiatif Perhutani dan LMDH untuk mendukung penyediaan bahan baku tebu secara lokal. Dengan kerja sama ini, rantai pasok menjadi lebih pendek, petani hutan mendapat kepastian pasar, dan industri gula bisa beroperasi lebih optimal,” ujar Enggaryanto.
Sementara itu, perwakilan LMDH Wana Tirta, Dwi Raharto, menyampaikan semangat dan kesiapan LMDH untuk mengelola lahan dengan sebaik-baiknya demi keberhasilan program ini.
“Kami merasa dilibatkan secara aktif dalam proses pembangunan. Dengan adanya jaminan pembelian hasil panen dari PG Trangkil dan pendampingan dari Perhutani, kami yakin dapat mengelola lahan secara produktif tanpa mengesampingkan fungsi ekologis hutan,” ungkap Dwi.
Kemitraan ini juga akan diikuti dengan pelatihan teknis budidaya tebu bagi anggota LMDH, serta monitoring rutin untuk memastikan bahwa praktik agroforestri yang digunakan sesuai dengan prinsip keberlanjutan, seperti menjaga penutup lahan, rotasi tanaman, dan konservasi tanah.
Dengan demikian, langkah awal ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam kolaborasi antara pengelola hutan, masyarakat, dan industri dalam membangun ekosistem pertanian hutan yang tangguh dan berkelanjutan di wilayah KPH Purwodadi. (Kom-PHT/Pwd/Aris)
Editor: Tri
Copyright © 2025