MURIANEWS.COM (12/10/2017) | Luas areal kedelai di Grobogan bakal mengalami peningkatan signifikan. Soalnya, pada tahun ini areal tanam kedelai diperluas hingga mencapai 100 ribu hektare. Sebelumnya, areal kedelai di Grobogan hanya berkisar 20 ribu hektare saja.
“Tahun ini, kita perluas areal tanaman kedelai sampai 100 ribu hektare. Ini merupakan perintah dari Menteri Pertanian dalam rangka mendukung target swasembada kedelai tahun 2018,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Grobogan Edhie Sudaryanto, saat melangsungkan acara konsolidasi tanam kedelai 100 ribu hektare, Kamis (12/10/2017).
Acara konsolidasi juga dihadiri Dandim 0717 Purwodadi Letkol Jan Piter Gurning, Asisten II Pemkab Grobogan Ahmadi Widodo, perwakilan Bulog 104 Purwodadi, Perhutani KPH Purwodadi, KPH Gundih, dan Telawa. Dalam kesempatan itu, dilangsungkan pula ikrar bersama untuk mendukung program tanam kedelai 100 ribu hektare yang dipimpin Edhie Sudaryanto.
Menurut Edhie, penambahan areal tanam kedelai akan dilakukan dibeberapa lokasi. Yakni, di lahan hutan milik Perhutani, dan areal sawah teknis irigasi. Pada beberapa lahan, penanaman kedelai akan dilakukan dengan model tumpang sari dengan tanaman jagung.
“Lahan perluasan tanam kedelai sudah kita siapkan. Untuk itu, kita juga mengundang berbagai instansi terkait lainnya yang akan mendukung perluasan tanam 100 ribu hektare tersebut,” cetus Edhie.
Komoditas yang ditaman adalah kedelai lokal varietas Grobogan. Varietas asli Grobogan ini sudah mendapat sertifikat nasional. Saat ini, kedelai varietas Grobogan sudah dikembangkan petani di berbagai daerah.
Sejauh ini, kedelai varietas Grobogan punya banyak keunggulan. Seperti umurnya relatif pendek, hasil panennya tinggi dan biji kedelai yang dihasilnya ukurannya cukup besar.
Selain itu, satu keunggulan lainnya adalah tingginya kandungan protein kedelai varietas Grobogan yang mencapai 43 persen. Kandungan protein ini lebih tinggi dari jenis kedelai lainnya, termasuk kedelai impor yang hanya berkisar 34 persen.
Dengan perluasan tanam 100 hektare diprediksi akan bisa menghasilkan panen hingga 200 ribu ton. Asumsinya, tiap satu hektare bisa panen sekitar 2 ton.
Edhie menambahkan, program tanam kedelai 100 ribu hektare juga mendapat dukungan dari pihak Bulog. Nantinya, hasil panen akan dibeli Bulog dan saat ini sudah disiapkan tempat penampungan seluas 4 hektare di Desa Mayahan, Kecamatan Tawangharjo.
“Program ini memang harus didukung berbagai pihak. Mulai hilir sampai hulu harus terlibat bersama,” tegasnya.
Sumber : murianews.com
Tanggal : 12 Oktober 2017