SEMARANG, PERHUTANI (26/08/2024) | Perum Perhutani Divisi Regional (Divre) Jawa Tengah menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) bersama stakeholder di Gedung Rimba Graha, Senin (26/08).
Rakor dihadiri oleh jajaran manajemen Perhutani Divre Jawa Tengah, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Jawa Tengah, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim yang diwakili oleh Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, segenap Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani Divre Jawa Tengah, dan stakeholder terkait.
Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, Asep Dedi Mulyadi, mengatakan bahwa sampai saat ini kemungkinan terjadi karhutla masih ada di wilayah hutan Provinsi Jawa Tengah.
“Perhutani tidak bisa menanggulangi karhutla sendiri, tetapi memerlukan support dan dukungan serta kerja sama dari berbagai pihak,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto, turut menyampaikan bahwa rapat ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi berbagai pihak dalam upaya penanggulangan karhutla mengingat ini merupakan tanggung jawab bersama, sehingga diperlukan sinergi dan koordinasi sesuai kewenangan masing-masing.
“Diperlukan motivasi terhadap pencegahan karena lebih penting. Peran serta dari masyarakat juga diperlukan dalam mendorong dan memberikan kontribusi yang besar bagi upaya pencegahan karhutla,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mengungkapkan bahwa hutan memiliki fungsi yang sangat strategis, tetapi perhatian masyarakat terhadap hutan masih kurang, sehingga semua pengelola hutan yang diberi amanah harus memberi perhatian yang lebih besar lagi.
“Kita bisa menanam pohon dan melakukan penghijauan karena pohon yang kita jaga nantinya dapat memberi manfaat bagi orang-orang dan makhluk hidup lainnya. Karena itu, mari kita jaga hutan kita dengan bercocok tanam dan terus melakukan penghijauan,” pungkasnya.
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim melalui Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Haryo Pambudi, menjelaskan bahwa pihaknya memeriksa semua hotspot, termasuk di luar kawasan hutan.
“Harapannya, ini menjadi salah satu perhatian untuk melibatkan UPD-UPD lain terhadap sebaran hotspot tersebut,” simpulnya. (Kom-PHT/DivJateng/Isa)
Editor: Tri
Copyright © 2024