MADIUN, PERHUTANI (12/3/2025) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun bersama Bupati Ponorogo dan berbagai pemangku kepentingan melaksanakan gerakan penanaman pohon bertajuk “Nandur Panguripan” di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, pada Rabu (12/3). Gerakan ini menjadi bagian dari upaya menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mencegah terjadinya lahan kritis dan bencana alam di masa depan.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, dan diikuti oleh 450 peserta, termasuk Wakil Bupati Ponorogo Hj. Lisdyarita, jajaran Forkopimda, Kepala KPH Madiun Panca Putra M. Sihite, Kepala KPH Lawu Adi Nugroho, serta perwakilan berbagai instansi seperti Kodim 0802/Ponorogo, Polres Ponorogo, Lanud Iswahjudi, Kejaksaan Negeri Ponorogo, Pengadilan Negeri Ponorogo, CDK Wilayah Pacitan, Kepala OPD Ponorogo, Forkopimcam, kepala desa, komunitas lingkungan, dan para pelajar.
Rangkaian acara diawali dengan apel di Lapangan Perumahan Relokasi Dukuh Bendo, yang disertai dengan pengukuhan Satuan Tugas Penghijauan, kemudian dilanjutkan dengan penanaman pohon bersama. Dukuh Bendo sendiri merupakan kawasan yang dulunya merupakan Tanah Negara dan kini menjadi lokasi relokasi warga terdampak pembangunan Bendungan Bendo.
Kepala KPH Madiun, Panca Putra M. Sihite, menegaskan bahwa Perhutani sangat mendukung gerakan penghijauan ini karena manfaatnya sangat nyata bagi kelestarian lingkungan, terutama jika dilakukan secara massif dan berkelanjutan.
“Kami dari Perhutani KPH Madiun mengapresiasi dan mendukung penuh langkah nyata yang dilakukan oleh Pemkab Ponorogo melalui gerakan ini. Kepedulian terhadap lingkungan harus terus ditanamkan agar tidak ada lagi lahan kritis dan hutan gundul yang dapat memicu bencana alam,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menyatakan bahwa gerakan ini merupakan bagian dari komitmen Pemkab Ponorogo untuk melestarikan lingkungan dengan target menanam tiga juta pohon dalam setahun. Gerakan ini terinspirasi dari arahan Menteri Lingkungan Hidup yang mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam penghijauan guna mencegah bencana di masa depan.
“Hari ini kita mulai menanam pohon untuk mewujudkan Ponorogo Hijau. Sesuai laporan Ketua Satgas Penghijauan, terdapat sekitar 120 hektar lahan kritis di Ponorogo yang harus segera dihijaukan. Kenapa dinamakan ‘Nandur Panguripan’? Karena pohon adalah sumber kehidupan—oksigen, air, dan keseimbangan alam semuanya berasal dari pohon,” jelasnya.
Dengan adanya dukungan dari Perhutani KPH Madiun dan berbagai pihak, diharapkan program ini dapat berjalan secara berkelanjutan, sehingga dapat mewujudkan lingkungan yang lebih hijau serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam. (Kom-PHT/Mdn/Adl)
Editor:Lra
Copyright©2025