BANYUMAS BARAT, PERHUTANI (04/06/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Barat melalui Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Rawa Timur menghadiri acara Launching Energi Lestari di Desa Mernek Kabupaten Cilacap, pada Rabu (04/06). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2025.

Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Cilacap, perwakilan Kementerian BUMN Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar, General Manager Pertamina, serta tokoh masyarakat setempat.

Administratur KPH Banyumas Barat melalui Kepala BKPH Rawa Timur, Kusnadi, menyampaikan apresiasi atas inisiatif PT Pertamina yang berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam menghadirkan program energi lestari berbasis energi terbarukan di kawasan pedesaan.

“Perhutani menyambut baik inisiatif ini. Semoga kerja sama ini dapat memberikan dampak positif, khususnya dalam rangka meningkatkan kesadaran lingkungan dan mendukung ketahanan pangan serta energi masyarakat,” ujarnya.

PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Maos, menghadirkan program Desa Energi Berdikari (DEB) Mernek Jenek sebagai bagian dari komitmen TJSL. Program ini memanfaatkan energi terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 6,6 kWp yang mendukung operasional rumah hidroponik, mesin pengering padi, serta kawasan wisata desa.

VP Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa program ini telah melibatkan lebih dari 2.154 petani desa yang mampu menyuplai hingga 90 ton hasil pangan ke distributor. “Masyarakat tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga pendapatan tambahan melalui pengelolaan produksi kawista yang menghasilkan sekitar Rp5,7 juta per bulan,” ungkap Fadjar.

Kepala Desa Mernek Jenek, Bustanul, turut mengapresiasi dukungan dari Pertamina dan seluruh pihak yang terlibat. Ia menyebut bahwa terdapat peningkatan pendapatan sebesar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per petani per ton hasil panen. “Kami berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut demi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan,” tutupnya. (Kom-PHT/Byb/Twn)

Editor: Tri

Copyright © 2025