METROTVNEWS.COM (03/06/2025) | Perum Perhutani melalui Project Management Office (PMO) Kopi & Kakao Nusantara secara aktif mengembangkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dengan fokus pada program kemitraan.
Hal tersebut sejalan dengan Asta Cita keenam Presiden Prabowo Subianto, yakni ‘Membangun dari Desa dan dari Bawah’, yang memprioritaskan pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan dengan memulai pembangunan dari wilayah pedesaan.
Program Kemitraan Perhutani dirancang melalui sinergi berbagai pihak untuk mengoptimalkan value added bagi masyarakat dan UMKM lokal dengan tetap menjaga kelestarian hutan berkelanjutan.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo meninjau langsung progres dan dampak dari program kemitraan pada kebun kopi dan proses produksi HHBK kopi yang dikelola bersama 40 petani dari Masyarakat Desa Hutan. Program kemitraan kehutanan ini mengelola lahan seluas 18,06 hektare dengan 14,06 hektare telah ditanami kopi berbagai jenis sejak 2019.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Perhutani melalui model kemitraan seperti di KPH Bondowoso ini. Kita yakin kopi Ijen ini bagus kualitas ekspor. Kita (Kementerian BUMN) punya program PMO Kopi, Perhutani punya lahan yang luas, masyarakat tanam kopi dan dibina oleh PTPN hasilnya diolah dan menjadikan nilai tambah yang tinggi,” ucap pria yang akrab disapa Tiko itu, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 3 Juni 2025.
Inisiatif ini juga merupakan implementasi arahan Kementerian BUMN untuk mengintegrasikan program Kemitraan Kehutanan Perhutani (KKP) dan Kelompok Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP), guna memperkuat ekosistem usaha rakyat di sekitar kawasan hutan dan meningkatkan produktivitas pertanian secara menyeluruh.
Optimalkan nilai tambah
Plt. Direktur Utama Perhutani Natalas Anis H menegaskan pihaknya berkomitmen penuh untuk terus mengembangkan program-program agroforestri seperti Project Management Office (PMO) Kopi & Kakao Nusantara ini. Melalui program kemitraan, Perhutani berupaya mengoptimalkan value added bagi masyarakat dan UMKM lokal melalui sinergi berbagai pihak.
“Dengan LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), kami tidak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi, tetapi juga memastikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat desa hutan, mendukung penuh agenda nasional Asta Cita yaitu pembangunan dari desa,” jelas Natalas.
Tiko beserta rombongan juga berkesempatan melihat berbagai produk kopi unggulan hasil binaan Perhutani yang berasal dari beberapa LMDH di KPH Bondowoso.
Model kemitraan dalam PMO Kopi & Kakao Nusantara ini melibatkan kolaborasi erat antara Perhutani dengan para penggarap, mitra Kemitraan Kehutanan Perhutani (KKP), dan Kelompok Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP), serta didukung oleh Business Advisor dan penyedia sarana produksi pertanian (Saprotan).
Adapun, proses transaksi dan pendanaan juga difasilitasi secara digital melalui aplikasi Socioforest, untuk memastikan transparansi dan efisiensi.
Sumber : metrotvnews.com