PIKIRAN-RAKYAT.COM (26/06/2025) | Perhutani KPH Purwodadi terus menggenjot pendapatan melalui penjualan kayu hasil produksi dengan mengoptimalkan kinerja TPK Sambirejo.

Langkah ini menjadi strategi utama dalam memaksimalkan potensi hasil hutan kayu yang ada di wilayah kerja Perhutani KPH Purwodadi secara berkelanjutan.

TPK Sambirejo menjadi pusat distribusi utama kayu hasil produksi yang dikirim dari hutan-hutan wilayah KPH Purwodadi untuk kemudian dikelola dan dipasarkan.

Di lokasi TPK, kayu melalui berbagai proses penting, mulai dari pengujian mutu, pengaplingan, hingga penataan sebelum dipasarkan kepada konsumen.

Semua kegiatan pengelolaan dilakukan sesuai standar tata usaha kayu Perhutani untuk menjaga kualitas dan integritas sistem distribusi kayu.

Pada tahun 2025, target produksi kayu dari TPK Sambirejo mencapai 6.717,094 m³, yang terdiri dari kayu jati dan kayu rimba berkualitas tinggi.

Sebanyak 6.027,561 m³ dari target tersebut merupakan kayu jati, sementara sisanya, 689,533 m³ adalah kayu rimba yang juga sangat diminati pasar.

Hingga pertengahan tahun 2024, TPK Sambirejo telah berhasil menjual 4.403,769 m³ kayu, menunjukkan tren positif dalam pencapaian target tahunan.

Capaian tersebut menjadi bukti efektivitas strategi manajemen Perhutani dalam meningkatkan pendapatan melalui kayu hasil produksi hutan negara.

Selain peran ekonomis, TPK Sambirejo juga menyerap 47 tenaga kerja lokal yang aktif dalam proses bongkar muat, pengaplingan, hingga pemasaran.

Langkah ini sekaligus menjadi bentuk nyata kepedulian KPH Purwodadi terhadap pemberdayaan masyarakat desa hutan di sekitar wilayah kerja.

Administratur KPH Purwodadi, Untoro Tri Kurniawan, menegaskan pentingnya optimalisasi TPK dalam mendukung bisnis dan tata kelola kehutanan.

“TPK Sambirejo menunjukkan kinerja sangat baik. Kami pastikan proses distribusi berlangsung transparan dan berkontribusi bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa selain TPK Sambirejo, KPH Purwodadi juga memiliki TPK Wirosari sebagai simpul distribusi kayu produksi lainnya.

Dengan dua TPK aktif, Perhutani mampu menjaga kelancaran proses bisnis, memperluas pasar, serta menjamin ketersediaan kayu sesuai permintaan.

Sutrisno, salah satu tenaga kerja lokal di TPK Sambirejo, mengaku senang bisa terlibat dalam proses industri kayu di lingkungan tempat tinggalnya.

“Kami sangat terbantu bisa bekerja dekat rumah dan belajar langsung soal proses industri kayu.

Harapannya, lebih banyak warga bisa ikut bekerja,” ungkapnya. Kegiatan di TPK mencerminkan pengelolaan hutan yang tidak hanya fokus pada produksi, tapi juga pada dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat.

Perhutani KPH Purwodadi membuktikan bahwa pengelolaan kayu hasil produksi bisa selaras dengan nilai keberlanjutan dan kesejahteraan rakyat.

TPK Sambirejo akan terus menjadi pusat distribusi kayu strategis bagi Perhutani, sekaligus penyerap tenaga kerja di wilayah KPH Purwodadi.

Sumber : pikiran-rakyat.com