SEMARANG, PERHUTANI (25/07/2025) | Dalam rangka menjamin keselamatan dan kesehatan kerja serta memastikan kelancaran kegiatan usaha wisata, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Semarang melalui Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bersama mahasiswa magang mandiri melaksanakan inspeksi di lokasi wisata Top Selfie Cemoro Sewu. Lokasi ini berada di Desa Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, tepatnya di Petak 1014 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Susukan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Penggaron, pada Rabu (23/07).
Kegiatan inspeksi dipimpin oleh Kepala Sub Seksi K3 KPH Semarang, Agus Sudono, didampingi jajaran teknis dan pengawas lapangan, termasuk Kepala BKPH Penggaron dan stafnya. Sementara itu, mahasiswa magang mandiri berasal dari Universitas Diponegoro (Undip), yaitu Hanifati Khirinabila, Zia Kawaiba Arofa, dan Farah Aurelia Raharja.
Inspeksi ini merupakan bagian dari komitmen Perhutani dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip K3 secara menyeluruh, sekaligus memastikan bahwa seluruh kegiatan wisata berjalan sesuai standar operasional dan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
Selama inspeksi, tim K3 melakukan pengecekan terhadap potensi bahaya di lingkungan kerja seperti risiko penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3), kondisi alat kerja, pengendalian hama alami seperti ular, serta memastikan penggunaan alat pelindung diri (APD) oleh pekerja sesuai ketentuan yang berlaku.
Secara terpisah, Wakil Administratur KPH Semarang, Julie Irahadi Sapta Putra, menyampaikan bahwa inspeksi ini merupakan bentuk tanggung jawab Perhutani dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi seluruh tenaga kerja.
“Selain itu, Perhutani juga memastikan tidak ada penggunaan bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari lingkungan atau membahayakan kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pengelolaan kehutanan saat ini tidak hanya berorientasi pada produksi kayu, namun juga harus memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja, masyarakat lokal, serta aspek lingkungan. Usaha wisata menjadi salah satu titik awal penting dalam mendukung keberhasilan reboisasi dan keberlanjutan hutan.
“Mayoritas tenaga kerja di lokasi persemaian maupun wisata berasal dari warga sekitar yang telah mendapatkan pelatihan dasar K3 dan teknik pengelolaan wisata,” imbuhnya.
Salah satu mahasiswa magang, Hanifati Khirinabila, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas perhatian Perhutani terhadap aspek keselamatan. “Kami senang karena kondisi kerja di lokasi wisata ini cukup aman. Kami diberi sarung tangan, sepatu bot, dan pelatihan agar tahu cara kerja yang benar. Kalau ada ular atau bahaya lain, kami tahu harus bagaimana. Ini sangat membantu kami agar tetap sehat,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Perhutani berharap dapat menumbuhkan budaya kerja yang aman, produktif, dan berkelanjutan. Di tengah tuntutan pemenuhan target penanaman dan pengelolaan hutan yang lestari, aspek K3 menjadi fondasi penting dalam mendukung keberhasilan program kehutanan serta memberikan nilai tambah bagi peningkatan ekonomi masyarakat desa hutan. (Kom-PHT/Smg/Pay)
Editor: Tri
Copyright © 2025