Perhutani Kerjasama Perhutani Banyuwangi Selatan dan CIFOR Lestarikan Hutan Mangrove |

BANYUWANGI SELATAN, PERHUTANI (4/8/2025) | Perhutani KPH Banyuwangi Selatan bersama Lembaga peduli lingkungan Center for Internasional Forestry Research-World Agroforestry (CIFOR-ICRAF) gelar diskusi kerja sama untuk melestarikan ekosistem hutan Mangrove di kawasan teluk Pangpang yang merupakan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE). Diskusi Kerja sama ini digelar di Kantor Perhutani KPH Banyuwangi Selatan pada Senin (4/8).

Diskusi ini membahas terkait pengelolaan hutan Mangrove di Kab. Banyuwangi. CIFOR menyampaikan tujuan kerja sama ini merupakan salah satu upaya CIFOR dalam menjaga keseimbangan ekologi dan memberikan manfaat sosial ekonomi termasuk potensi penyerapan karbon biru.

Kepala Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Wahyu Dwi Hadmojo, menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada organisasi/lembaga peduli lingkungan CIFOR dari Bogor, atas inisiasinya dalam menggelar diskusi bersama terkait pengelolaan hutan Mangrove di kawasan hutan Perhutani Kab. Banyuwangi. Wahyu juga menyampaikan beberapa fungsi Mangrove sebagai hutan lindung yang dapat mencegah intuisi air laut, menahan gelombang air dan mencegah abrasi.

“Kami berkomitmen untuk terus menjaga dan melestarikan hutan mangrove melalui pengelolaan hutan yang meliputi tiga aspek penting yaitu, aspek ekologi, ekonomi, dan sosial dengan harapan hutan ini bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Wahyu.

Selanjutnya, Kania Dewi Rahayu, selaku perwakilan dari CIFOR Bogor, menyampaikan apresiasi dan terima kasih pada Perhutani KPH Banyuwangi Selatan atas kolaborasi ini. Kania berpendapat bahwa diskusi ini berjalan sangat baik dan positif, dan berharap dapat terus bekerja sama khususnya dalam area kerja Perhutani di kawasan hutan mangrove di teluk Pangpang yang merupakan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE).

“Kami akan juga akan melakukan survei lapangan bersama guna terus mendukung dan menjaga upaya pelestarian hutan mangrove sebagai salah satu upaya meningkatkan keseimbangan ekologi dan memberikan manfaat sosial ekonomi termasuk potensi penyerapan karbon biru,” pungkasnya. (Kom-PHT/BWS/Dik)