BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (20/09/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat bersama Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) menggelar sosialisasi Program Kemitraan Kehutanan Perhutani (KKP) dan Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP) kepada pengurus dan anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sobowono yang berlangsung di wisata Madukara, Glenmore Banyuwangi, Sabtu (20/9).
Mewakili Administratur Pehutani KPH Banyuwangi Barat, Kepala Sub Seksi (KSS) Kemitraan Produktif Suwadi menjelaskan, KKP merupakan bentuk kemitraan dengan kelompok masyarakat yang belum berbadan hukum, sedangkan KKPP ditujukan bagi kelompok yang telah memiliki badan usaha seperti koperasi, CV, atau PT.
“KKP lebih menekankan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan dasar, misalnya melalui agroforestry. Sementara KKPP membuka peluang kerjasama bisnis yang lebih formal, seperti pengelolaan wisata rintisan atau pengembangan agroforestry melalui koperasi,” terangnya.
Hal senada disampaikan KRPH Wonoasih, Asmai, yang menegaskan bahwa KKP memberi ruang bagi masyarakat non-badan usaha, sementara KKPP berorientasi pada kegiatan usaha yang lebih produktif.
Dari pihak LMDH Sobowono, Anton menyampaikan bahwa kemitraan ini membawa manfaat besar, baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun menjaga kelestarian hutan. “Kemitraan ini menciptakan sinergi antara Perhutani dan masyarakat sekaligus mendukung ketahanan pangan serta pengelolaan hutan yang berkelanjutan,” katanya.
Sementara itu, Tenaga Pendamping Masyarakat, Alvin menambahkan bahwa pihaknya berperan menjembatani Perhutani dan masyarakat, khususnya LMDH, dalam percepatan implementasi kemitraan. “Kami membantu mendorong pendirian koperasi, memperkuat kelembagaan, serta mempercepat pelaksanaan program kemitraan kehutanan produktif agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” jelasnya. (Kom-PHT/Bwb/Eko)
Editor:Lra
Copyright©2025