SEMARANG, PERHUTANI (24/09/2025) | Dalam momentum Hari Petani Nasional 2025, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah menegaskan komitmennya dalam mendukung pengelolaan lahan kawasan hutan yang dikerjasamakan melalui pola agroforestri bersama masyarakat desa hutan. Perhutani memfasilitasi kegiatan pertanian agroforestri melalui program kerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan masyarakat sekitar hutan. aaa
Program ini bertujuan mengintegrasikan pengelolaan tanaman kehutanan dengan pertanian pangan (tumpangsari), untuk menjaga kelestarian hutan, dan meningkatkan produktivitas lahan masyarakat yang memiliki kewajiban menjaga hutan, menanam tanaman kehutanan, dan membayar royalti hasil pertanian berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada Perhutani.
Kepala Seksi Komunikasi Perusahaan dan Pelaporan, Tri Utdiono, menjelaskan bahwa melalui wadah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), petani diberi akses mengelola lahan hutan untuk menanam komoditas pangan, seperti jagung dan padi. Skema bagi hasil ditetapkan sebesar sepuluh persen untuk Perhutani dan 90 persen untuk petani, dengan kewajiban PNBP.
“Saat ini, kerja sama Perhutani dengan LMDH telah mencakup 25 ribu hektare lahan. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Petani asal Desa Dewa Gading, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Anas, menyampaikan apresiasinya kepada Perhutani. “Terima kasih kepada Perhutani yang selalu hadir mendampingi kami. Bersama-sama hutan tetap terjaga, dan kami tetap bisa menanam demi kehidupan,” ujarnya.
Melalui sinergi dan koordinasi ini, diharapkan petani di Indonesia mendapat lahan dengan standar minimal yang layak sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan, sekaligus mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional. Dengan lahan yang memadai dan pendampingan berkelanjutan, kemandirian pangan bangsa bukan hanya sekadar cita-cita, melainkan kenyataan yang bisa diwujudkan bersama. (Kom-PHT/DivJateng/Isa)
Editor : Tri
Copyright © 2024