BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (19/10/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat melaksanakan kegiatan pembinaan kepada masyarakat sekitar hutan terkait pengelolaan sumber daya hutan secara berkelanjutan di petak 26 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Licin, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Licin, pada Minggu (19/10).

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Barat, Muklisin, didampingi Asisten Perhutani (Asper) Licin, Kepala RPH Licin, serta jajaran Polisi Hutan (Polhut). Pembinaan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan, memperkuat kolaborasi antara Perhutani dan masyarakat desa hutan, serta menumbuhkan kesadaran terhadap nilai ekonomi dan ekologi kawasan hutan.

Pembinaan sumber daya hutan Perhutani merupakan serangkaian kegiatan pengelolaan hutan secara berkelanjutan yang mencakup penanaman dan pemeliharaan hutan, pengolahan hasil hutan, pengembangan ekowisata dan agroforestri, serta pemberdayaan masyarakat desa hutan. Tujuan utama kegiatan ini adalah menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan agar pengelolaan hutan dapat memberikan manfaat optimal bagi semua pihak.

Administratur KPH Banyuwangi Barat, Muklisin, menjelaskan bahwa kegiatan pembinaan sumber daya hutan dilakukan melalui berbagai langkah nyata, seperti pelestarian hutan dengan penanaman dan penyulaman pohon, program rehabilitasi dan pengayaan tanaman, serta pemantauan dan evaluasi restorasi ekosistem. “Selain itu, kami juga berfokus pada pengembangan ekonomi melalui penyediaan bibit tanaman hutan berkualitas serta pengembangan produk kayu dan non-kayu seperti getah pinus, gondorukem, terpentin, madu, dan hasil hutan lainnya,” ungkap Muklisin.

Ia menambahkan, pengelolaan hutan kini diarahkan pula untuk mengembangkan potensi ekowisata dan agroforestri yang mampu meningkatkan ketahanan pangan sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. “Selama ini, Perhutani berkomitmen memberdayakan masyarakat melalui program agroforestry dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan tanpa mengabaikan kelestarian hutan. Prinsip kami adalah hutan lestari, masyarakat sejahtera,” tegasnya.

Sementara itu, salah satu masyarakat sekitar hutan yang bernama Mega, mengungkapkan bahwa kehidupannya dan warga lain banyak bergantung pada hasil hutan yang dikelola bersama Perhutani, baik sebagai pesanggem (petani hutani) maupun sebagai penyadap getah pinus dan kopal. “Kami sadar bahwa fungsi hutan tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga secara lingkungan. Karena itu, kami siap mendukung dan menjaga hutan bersama Perhutani demi masa depan anak cucu kami,” ujarnya. (Kom-PHT/Bwb/Eko)

Editor:Lra
Copyright©2025