VIVA.COM (13/10/2025) | Transformasi besar tengah dilakukan oleh Perum Perhutani, BUMN kehutanan yang kini melangkah ke arah baru dengan membangun ekowisata premium melalui anak perusahaannya, Eqonique (PT Perhutani Alam Wisata Risorsis). Langkah strategis ini menandai pergeseran peran Perhutani dari sekadar pengelola hutan menjadi motor utama pariwisata berkelanjutan dan regeneratif di Indonesia.

Eqonique hadir dengan konsep yang menggabungkan keindahan alam, pengalaman wellness (kesehatan holistik), dan teknologi hijau dalam satu ekosistem wisata yang modern namun tetap berakar pada nilai-nilai lokal. Dengan visi menjadikan Indonesia sebagai pusat ekowisata kelas dunia, Perhutani ingin menghadirkan pengalaman wisata yang bukan hanya indah dan nyaman, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan serta masyarakat sekitar.

Langkah ini sejalan dengan tren global di mana wisata hijau dan pariwisata berkelanjutan menjadi prioritas utama di tengah meningkatnya kesadaran terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim.

Menghadirkan Pengalaman Wellness di Tengah Hutan

Eqonique membangun ekowisata premium dengan konsep wellness tourism, yaitu wisata yang berfokus pada kesehatan tubuh, ketenangan jiwa, dan keseimbangan hidup. Wisatawan tidak sekadar datang untuk bersantai, tetapi juga untuk menyembuhkan diri melalui terapi alam dan meditasi hutan. Eqonique mengusung filosofi Etnaprana dan Stoik sebagai landasan nilai. Etnaprana menggali kearifan lokal Nusantara yang menekankan harmoni antara manusia dan alam, sedangkan Stoik mengajarkan ketenangan batin dan kebijaksanaan dalam hidup. Perpaduan dua filosofi ini menjadikan wisata Eqonique bukan sekadar tempat berlibur, tetapi juga ruang transformasi mental dan spiritual.

Di destinasi seperti Coban Rondo, Green Grass Cikole, dan Baturraden Resort, wisatawan dapat menikmati yoga terbuka di tengah hutan, terapi etnobotani, hingga program digital detox untuk memulihkan keseimbangan tubuh dan pikiran. Konsep ini sejalan dengan tren global transformational travel, di mana wisatawan mencari pengalaman bermakna yang mengubah cara pandang hidup mereka.

Selain mengedepankan aspek alam dan budaya, Eqonique juga memanfaatkan teknologi hijau dan digitalisasi untuk menciptakan pengalaman wisata yang efisien, aman, dan berkelanjutan.

Salah satu terobosan yang sedang dikembangkan adalah Eco Smart System, yaitu sistem digital terpadu yang mengelola operasional resort, konsumsi energi, hingga pelacakan jejak karbon secara real time. Teknologi ini memungkinkan wisatawan mengetahui berapa banyak karbon yang dihasilkan selama perjalanan dan bagaimana mereka bisa menyeimbangkannya melalui program offset karbon yang dikelola Perhutani.

Selain itu, Eqonique juga tengah mengembangkan aplikasi digital berbasis carbon tracking, di mana wisatawan dapat memantau kontribusinya terhadap pelestarian hutan. Dengan pendekatan ini, pariwisata tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik dan berkontribusi langsung pada keberlanjutan planet.

Fondasi Kuat: Sertifikasi dan Tata Kelola Berkelanjutan

Keberhasilan Perhutani membangun ekowisata premium tak lepas dari fondasi kuat yang dimiliki dalam pengelolaan hutan. Perhutani telah mengantongi sertifikasi Forest Stewardship Council – Forest Management (FSC-FM) dan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL), yang menjadi bukti pengelolaan hutan dilakukan sesuai standar global dan prinsip keberlanjutan.

Audit tahunan dari lembaga independen seperti PT SGS memastikan bahwa setiap langkah operasional sesuai dengan prinsip ekologi, sosial, dan ekonomi yang berimbang. Perhutani juga transparan dalam sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), memperlihatkan komitmen kuat terhadap tata kelola yang bersih dan akuntabel.

Dengan sertifikasi dan tata kelola tersebut, Eqonique memiliki dasar yang solid untuk mengembangkan wisata berkelas internasional tanpa mengorbankan kelestarian alam.

Kolaborasi Bisnis Karbon: Ekowisata yang Menyelamatkan Bumi

Eqonique tidak hanya fokus pada wisata, tetapi juga memadukan bisnis dengan solusi iklim melalui Nature-Based Solutions (NBS). Program ini berfokus pada mitigasi perubahan iklim dan penyerapan emisi karbon dengan menjadikan wisata sebagai bagian dari solusi lingkungan.

Perhutani menggandeng mitra besar seperti PT United Tractors Tbk dan PT Pertamina Power Indonesia (PPI) dalam proyek offset karbon yang terintegrasi dengan pengembangan ekowisata. Melalui skema Mandatory Carbon Contribution (MCC), wisatawan berkontribusi langsung dalam reboisasi dan konservasi hutan setiap kali mereka berkunjung.

Eqonique juga memperkenalkan program Adopt-A-Plot, di mana wisatawan dapat mengadopsi sebidang hutan dan memantau pertumbuhannya melalui aplikasi digital. Inilah bentuk nyata dari Carbon Tourism — wisata yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberi dampak langsung pada keseimbangan iklim.

Memberdayakan Masyarakat Desa Hutan

Keberhasilan Perhutani dan Eqonique tidak bisa dilepaskan dari peran masyarakat lokal. Melalui kerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan BUMDes, perusahaan memastikan bahwa masyarakat ikut terlibat dan menikmati manfaat ekonomi dari kegiatan wisata.

Contohnya, di Wisata Watu Rumpuk, Madiun, sistem bagi hasil yang diterapkan menjamin 30 persen pendapatan disalurkan langsung ke desa dan masyarakat sekitar. Dengan demikian, wisata tidak hanya memberikan keuntungan finansial bagi perusahaan, tetapi juga mendorong pemerataan ekonomi dan rasa memiliki di tingkat lokal.

Pendekatan ini dikenal sebagai pariwisata regeneratif, di mana kegiatan wisata berkontribusi dalam memperbaiki ekosistem sosial dan lingkungan, bukan sekadar mempertahankannya.

Menuju Indonesia sebagai Pusat Ekowisata Dunia

Melalui Eqonique, Perhutani berambisi menempatkan Indonesia di peta dunia sebagai destinasi ekowisata premium yang menggabungkan alam, wellness, dan teknologi hijau. Dengan potensi hutan seluas 3,6 juta hektare dan dukungan pemerintah terhadap ekonomi hijau, langkah ini diyakini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin pariwisata berkelanjutan di Asia Tenggara.

Eqonique tengah menyiapkan pengembangan eco-lodge berstandar internasional, memperluas jaringan kerja sama global, serta mengoptimalkan platform digital untuk menarik wisatawan generasi milenial dan Gen Z yang peduli pada lingkungan. Dengan strategi ini, hutan bukan lagi dipandang sebagai wilayah konservasi semata, tetapi sebagai pusat inovasi dan sumber kesejahteraan masa depan bagi Indonesia.

Sumber : viva.com