KEDU UTARA, PERHUTANI (27/11/2025) | Wonosobo — Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, turut berperan dalam perawatan dan pelestarian makam Ki Ageng Makukuhan, yang berada di jalur pendakian Puncak Gunung Sumbing. Kegiatan ini menjadi wujud komitmen Perhutani dalam mengelola kawasan hutan tidak hanya sebagai wilayah konservasi dan produksi, tetapi juga sebagai ruang sosial, budaya, serta wisata alam yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Kegiatan dilaksanakan pada Kamis (27/11).
Makam Ki Ageng Makukuhan merupakan salah satu situs bersejarah penting di wilayah Kedu. Tokoh ini dikenal sebagai penyebar agama Islam dan murid dari dua wali besar, yaitu Sunan Kalijaga dan Sunan Muria. Hingga kini, makam tersebut masih sering dikunjungi para pendaki yang melintas di jalur Gunung Sumbing sebagai pengingat nilai spiritual dan sejarah di tengah kawasan hutan.
Melalui kemitraan dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mugi Lestari Desa Butuh, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Perhutani mendorong pengelolaan jalur pendakian yang tetap menjaga kesucian makam. Bentuk kepedulian tersebut diwujudkan melalui perawatan lingkungan sekitar situs, pembersihan jalur, perbaikan sarana sederhana, serta pengaturan aktivitas pendaki agar tetap tertib dan menghormati kawasan suci.
Administratur KPH Kedu Utara, Andrie Syailendra, menyampaikan bahwa pelestarian makam di kawasan hutan merupakan tanggung jawab bersama.
“Perhutani tidak hanya fokus pada pengelolaan hutan dari aspek produksi dan lingkungan, tetapi juga berkomitmen menjaga warisan sejarah dan spiritual yang berada di dalam kawasan. Makam Ki Ageng Makukuhan adalah bagian penting dari identitas budaya masyarakat setempat,” ujarnya.
Ia, menegaskan bahwa kolaborasi dengan LMDH dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga kawasan tetap lestari, aman, serta tertib bagi para pendaki. Selain itu, pemberdayaan masyarakat melalui aktivitas pendakian seperti jasa porter, parkir, warung, dan pengelolaan basecamp memberikan nilai ekonomi tambahan bagi warga sekitar.
Pengurus LMDH Mugi Lestari, Sumardi, menyampaikan bahwa kerja sama dengan Perhutani berdampak positif bagi masyarakat, baik secara ekonomi maupun dalam meningkatkan kesadaran menjaga kelestarian hutan.
“Kami bersama Perhutani berkomitmen menjaga jalur pendakian sekaligus merawat makam Ki Ageng Makukuhan agar tetap bersih, terawat, dan dihormati oleh para pendaki,” katanya.
Ia menambahkan bahwa masyarakat juga aktif melakukan pengawasan untuk mencegah gangguan keamanan hutan serta menjaga kenyamanan pengunjung. Edukasi terkait etika pendakian terutama saat melewati kawasan makam terus dilakukan agar nilai kesakralan situs tetap terjaga.
Dengan kolaborasi berkelanjutan antara Perhutani dan masyarakat melalui LMDH, kawasan pendakian Gunung Sumbing diharapkan semakin berkembang sebagai destinasi wisata alam yang aman dan berkelanjutan, serta menjadi ruang pelestarian nilai sejarah dan spiritual bagi generasi mendatang. (Kom-PHT/Kdu/Nurul)
Editor: Tri
Copyright © 2025