PATI, PERHUTANI (28/11/2025) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati mendukung diskusi penataan jalur pendakian Gunung Muria untuk kegiatan basecamp di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus pada (28/11).
Penataan jalur pendakian ini melibatkan kolaborasi antara Perhutani, akademisi Universitas Muria Kudus, BPBD, pemerintah desa, serta relawan dan kelompok masyarakat guna meningkatkan keamanan para pendaki.
Diskusi yang diprakarsai oleh Lembaga Peneliti dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muria Kudus tersebut dilaksanakan di Auditorium Universitas Muria Kudus. Kegiatan ini diikuti oleh Administratur/KKPH Pati Sukmono Edwi Susanto yang didampingi Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Muria Patiayam Endro Hadi Siswanto, Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Muria Raya Budi Kursistyanto, fasilitator dari Pusat Studi Lingkungan Hidup dan Kebencanaan LPPM UMK Mochammad Widjanarko, Pj Kepala Desa Rahtawu Sukono, serta elemen masyarakat pecinta pendakian gunung.
Administratur/KKPH Pati Sukmono dalam paparannya mendorong pemerintah desa selaku pengelola jalur agar menyiapkan pengelolaan yang lebih aman dalam rangka mitigasi risiko kecelakaan. Ia juga menyarankan penerapan sistem buka tutup jalur pendakian untuk kegiatan lokal maupun pengelolaan konservasi berkala. Sukmono menyampaikan bahwa koordinasi dengan pemerintah desa dan pengelola tiket diperlukan terkait asuransi dan PNBB guna menuju manajemen pengelolaan yang lebih profesional seperti di daerah lain.
Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia Muria Raya Budi Kursistyanto menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya diskusi lintas sektor ini. Menurutnya, penataan jalur perlu memperhatikan penambahan sekretariat bersama, pengamanan jalur, tanda arah, rambu larangan, serta kelengkapan alat evakuasi. Ia menambahkan bahwa potensi kawasan Gunung Muria sangat baik untuk pengembangan basecamp pendakian, termasuk penambahan suvenir, tempat menginap, dan guide agar pendaki merasa lebih aman dan nyaman. Dengan melibatkan masyarakat sekitar, penataan ini diharapkan mampu menambah peluang ekonomi seperti pengelolaan parkir dan struktur organisasi pendukung lainnya.
Fasilitator dari LPPM UMK Mochammad Widjanarko menyampaikan bahwa diskusi ini menjadi langkah awal dalam penataan jalur pendakian Gunung Muria di Desa Rahtawu. Ia menjelaskan bahwa terdapat tiga jalur pendakian yang dapat dilalui, yaitu jalur menuju Puncak 29, jalur Puncak Tunggangan, dan jalur menuju Puncak Natas Angin. Menurutnya, kecelakaan pendakian dapat terjadi kapan saja sehingga perlu diantisipasi melalui peningkatan standar operasional prosedur dan mitigasi kecelakaan. Ia berharap masyarakat sebagai pelaku utama dapat meningkatkan kapasitasnya dalam manajemen pengelolaan jalur pendakian.
Pj Kepala Desa Rahtawu Sukono turut memberikan tanggapan positif. Ia menyampaikan bahwa Gunung Muria perlu ditata lebih baik dengan dukungan fasilitas yang lebih lengkap serta melibatkan berbagai elemen masyarakat. (Komp/PHT/Pti/Rsw)
Editor: Tri
Copyright © 2025