PIKIRAN-RAKYAT.COM (03/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara meningkatkan kewaspadaan menghadapi curah hujan tinggi yang berpotensi memicu longsor dan insiden kebencanaan lainnya. Langkah antisipatif dilakukan di seluruh wilayah kerja seluas 20.560,36 hektare, yang mencakup kawasan Lembang, Padalarang, Manglayang Barat, dan Cisalak.

Humas Perhutani Bandung Utara, Endan Cahyadi, menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Bandung Utara merupakan hutan lindung, sementara area hutan produksi terfokus di BKPH Padalarang.

“Kami terus meningkatkan monitoring karena kondisi hujan saat ini cukup tinggi. Kita memiliki grup WhatsApp Siaga Bencana KPH Bandung Utara yang menjadi pusat laporan dari seluruh personel setiap pagi dan sore,” ujar Endan Cahyadi saat ditemui diruang kerjanya, Rabu,(3/12).

Menurutnya, laporan cuaca hingga kondisi lapangan disampaikan secara real time oleh para Asisten Perhutani, KRPH, hingga mandor di empat wilayah tersebut.

“Ketika hujan turun di Manglayang misalnya, anggota langsung melaporkan. Sehingga kalau ada indikasi bencana, Polisi Hutan bisa bergerak cepat ke lokasi,” tambahnya.

Perhutani Bandung Utara juga memperkuat sinergi dan kerja sama dengan BPBD Kabupaten Bandung Barat dan Subang, wilayah yang didominasi kawasan hutan KPH Bandung Utara.

“Kami sudah memiliki MoU dengan BPBD kedua daerah tersebut. Koordinasi berjalan baik, baik untuk kejadian insidentil maupun yang sifatnya pencegahan. Setiap informasi bencana di kawasan hutan maupun di luar kawasan selalu kami update,” terang Endan.

Selain unsur pemerintah daerah, masyarakat juga dilibatkan khususnya melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang berjumlah 56 kelompok dengan total sekitar 1.680 anggota.

Sejumlah kejadian longsor kecil tercatat terjadi di wilayah BKPH Cisalak, terutama di kawasan RPH Gunung Karamat, serta satu titik di wilayah selatan Bandung Utara.

“Longsoran yang terjadi sifatnya kecil, hanya mengganggu akses jalan, tidak mengancam permukiman warga. Alhamdulillah, semuanya cepat ditangani masyarakat dan LMDH yang sigap membantu pembersihan material,” jelas Endan.

Di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu, Perhutani mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Kami minta warga di sekitar kawasan hutan meningkatkan kehati-hatian. Koordinasi harus terus dijaga, baik antarwarga, tokoh masyarakat, maupun pemerintah. Musibah memang tidak bisa diprediksi, tapi dengan kewaspadaan bersama kita bisa meminimalkan risiko,” tutur Endan.

Ia berharap curah hujan tinggi tidak menimbulkan bencana besar dan masyarakat dapat bersinergi menjaga lingkungan, Tutur Endan Cahyadi.

Sumber : pikiran-rakyat.com