KEDU UTARA, PERHUTANI (05/07/2018) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara buktikan keseriusannya dalam menggarap kopi dengan memberikan pelatihan penanganan kopi (panen dan pascapanen) kepada petani. Pelatihan diberikan dalam 2 sesi, yakni pemberian materi dengan narasumber dari PTPN IX dan praktek lapangan di petak 23 BKPH Candiroto, KPH Kedu Utara pada Selasa (3/7).

Administratur KPH Kedu Utara, Erwin, dalam sambutannya menghimbau petani untuk melakukan petik merah agar kopi mereka memiliki nilai jual yang tinggi.

“Tidaklah sulit untuk mendapatkan harga jual yang tinggi, hanya selisih 15 hari saja agar bisa petik merah dan kopinya berkualitas.” imbuhnya.

Para petani bersedia untuk melakukan petik merah, hanya saja mereka butuh kepastian pasarnya. Selama ini petani merasa dipermainkan dalam hal harga. Petani sudah melakukan petik merah dan panen secara manual. Akan tetapi, harga jual yang mereka peroleh masih saja rendah.

Tak tinggal diam, Perhutani telah siapkan langkah untuk bekerja sama dengan eksportir yang bersedia menampung kopi dari petani. Perhutani berharap hal tersebut menjadi pemecahan atas permasalahan petani kopi selama ini. To’in, salah satu eksportir kopi, menegaskan bahwa dirinya siap menampung kopi-kopi dari petani dengan syarat ada kepastian mutu dan kepastian waktu pengiriman. Melalui kerja sama ini, akan diterbitkan MoU antara Perhutani dengan eksportir, sehingga harga kopi tidak lagi menciderai petani. (Kom-PHT/Kdu/Rsm)

Editor: Ywn

Copyright©2018